Melesetnya Target Investasi Berbuah Peringatan Jokowi untuk 2 Menteri

Rizky Alika
2 November 2020, 17:07
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/pd
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020). Dalam kunjungannya Presiden menegaskan bahwa pengecekan pergerakan manusia di bandara Soetta sudah sangat ketat.

Presiden Joko Widodo menegur Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lantaran investasi pada kuartal III 2020 meleset dari target.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, Jokowi menargetkan pelemahan investasi tak lebih dari 5% pada kuartal III 2020. Namun, laporan yang diterimanya tak sesuai harapan. “Nanti kita tunggu hitungan dari BPS (Badan Pusat Statistik). Kurang lebih nanti minus 6%," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana negara, Jakarta, Senin (2/11).

Jokowi pun berharap, investasi dapat didorong pada triwulan IV 2020. "Saya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BKPM dan Menko Marves,” ujarnya. Terlebih, Indoensia baru saja mendapatkan perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat.

Ia menekankan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang mendapatkan fasilitas tersebut. Karenanya, Jokowi berharap fasilitas GSP dapat mendorong investasi masuk ke Tanah Air lantaran industri akan mendapatkan kemudahan ekspor ke Negeri Paman Sam. Tak hanya itu, ia juga berharap fasilitas GSP dapat menjadi pemicu lompatan kinerja ekspor.

Mantan Walikota Solo itu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 minus 5,32%. Kontraksi tersebut diperkirakan masih berlanjut pada triwulan III 2020, namun trennya dinilai lebih baik.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap lebih baik dibandingkan realisasi pertumbuhan di negara lainnya. "Tren membaik, tren positif. Dari minus 5,32% (kuartal II) menjadi minus 3 koma sekian,'' ujar dia.

Jokowi menerima laporan bahwa konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi, yaitu minus 4%. Oleh karenanya, ia meminta para menteri untuk memperkuat daya beli masyarakat.

Jokowi menambahkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV menjadi sangat penting untuk menentukan kinerja pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2020.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...