Pada Minggu mendatang (15/1), Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan memulai lawatannya di Indonesia. Dalam lawatan tersebut, Abe membawa puluhan pemimpin perusahaan asal Jepang untuk merajut kesepakatan bisnis bernilai jumbo. Ini bisa menjadi titik pasang investasi Jepang di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, kunjungan Abe ini cukup besar dari sisi jumlah rombongannya dan nilai investasi yang akan disepakati. Ada sekitar 30 chief executive officer (CEO)  perusahaan Jepang yang akan berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo, setelah pertemuan dengan Abe.

Advertisement

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan, pertemuan kedua pemimpin negara tersebut juga untuk meresmikan kerja sama investasi bernilai jumbo, yaitu lebih dari US$ 40 miliar atau sekitar Rp 536 triliun. Kesepakatan tersebut terdiri dari beberapa proyek, antara lain, proyek pengembangan Blok Masela dengan estimasi total nilai investasi sebesar US$ 25 miliar.

Ada pula proyek kelistrikan dan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban senilai Rp 42 triliun. Selain itu, proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya. "Ada juga proyek yang di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Luhut usai rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/1) lalu.

Menurut Luhut, kesepakatan tersebut menunjukkan besarnya peran investasi Jepang di Indonesia. Secara total, Jepang menduduki posisi kedua setelah Singapura sebagai investor terbesar di Indonesia. "(Investasi) Jepang lebih besar. Jadi jangan disebut Cina melulu karena Cina nomor lima," katanya.

(Baca juga: Pemerintah Incar Kesepakatan Bisnis dengan Jepang Rp 536 Triliun)

Namun, Luhut buru-buru menambahkan, kesepakatan investasi jumbo dengan Jepang saat ini tidak akan mengganggu komitmen dengan Cina. "Kita tidak ada masalah dengan Cina, masih menjadi teman baik. Tapi saat ini kita sedang berdiskusi intensif dengan Jepang," ujarnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanantha Nasir mengakui Jepang merupakan mitra strategis Indonesia di berbagai bidang. "Kita terus tingkatkan kerja sama dengan prinsip dasar saling menguntungkan," katanya kepada Katadata, Kamis (12/1).

Menurut pria yang kerap disapa Tata tersebut, lawatan Abe ke Indonesia di awal tahun ini sangatlah penting. "Ini komitmen tinggi kedua negara untuk mempererat hubungan bilateral. Ini kali ke empat kedua kepala negara/pemerintahan bertemu dalam kurun waktu dua tahun," ujarnya.

Selama bertahun-tahun, Jepang selalu masuk dalam daftar negara yang paling royal menggelontorkan modal ke Tanah air. Pada 2013, Negeri Sakura bahkan menjadi penanam modal terbesar bagi Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 4,71 miliar.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement