• Indonesia masih kekurangan pasokan daging sapi dan harus impor dari Australia.
  • Membeli peternakan sapi di Belgia dianggap tidak feasible karena terlalu jauh.
  • Pemerintah disarankan untuk mengembangkan peternakan sapi lokal.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan keinginannya untuk membeli peternakan sapi di Belgia. Investasi itu akan dilakukan oleh perusahaan pelat merah dan untuk mengurangi impor daging yang selama ini dilakukan.

Ide itu dilontarkannya saat menjadi pembicara dalam sebuah webinar yang juga menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi. "Kalau ada peternakan sapi di Belgia yang mau dijual, Pak Dubes," kata Erick dikutip, Sabtu (17/4/2021).

Namun, Andri rupanya berpikir bahwa yang ingin dibeli oleh Erick adalah jenis sapi Belgia yang berdaging tebal. "Iya, ada Belgian Blue, Pak," jawab Andri.

Erick kemudian menjelaskan bahwa yang ingin dibelinya adalah peternakan. "Bukan (Belgian Blue), peternakannya Pak Dubes, kalau ada. Masak kita impor sapi terus," ujarnya. "Bagaimana kalau peternakannya kita beli, BUMN yang beli.”

Andri pun menyanggupi. "Sip. Kita cari, Pak," ujarnya.

Potongan dialog dalam webinar Milenial Hub: Milenial Fest x PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Belgia pada Sabtu (17/4) itu kemudian menuai pro kontra.

Benarkah investasi peternakan oleh BUMN di Belgia bisa membantu pemenuhan kebutuhan daging sapi Indonesia?

Harga Mahal Sapi Industrial

Selama ini, hampir 40% kebutuhan daging sapi Indonesia dipenuhi melalui impor dari Australia. Dari Negeri Kanguru, Indonesia tak hanya mendatangkan daging beku, tetapi juga sapi hidup.

Simak Databoks berikut: 

Sapi-sapi itu biasanya didatangkan pada usia 1,5 sampai 2,5 tahun. Kemudian sapi bakalan akan digemukkan di feedlot selama beberapa bulan sebelum dipotong. Dengan demikian, daging sapi dapat dipasarkan dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional yang belum memiliki fasilitas pendingin memadai.

Masalahnya, kebakaran hutan yang terjadi pada akhir 2019 hingga awal 2020 membuat Australia mengalami krisis sapi. Harganya pun melonjak. Dikutip dari ABC News, harga daging sapi yang siap dikapalkan dari Pelabuhan Darwin kini mencapai AU$ 4,3 atau sekitar Rp 47.500 per kilogram. Angka itu naik hingga 65% dibandingkan April tahun lalu.

Harga daging sapi di Indonesia pun turut merangkak naik. Apalagi, pada masa Ramadan hingga Lebaran umumnya terjadi kenaikan permintaan konsumsi daging masyarakat. Rata-rata harga daging sapi Nasional saat ini di kisaran Rp 123 ribu per kilogram, namun di Ibu Kota Jakarta harganya mencapai Rp 137 ribu per kilogram.

Pemerintah sebenarnya telah mencari alternatif pasokan, seperti India. Namun karena sebagian wilayah India belum bebas dari penyakit mulut dan kuku, pasokan daging sapi dan kerbau itu terbatas.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement