Pemerintah Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp 7 Miliar

Image title
27 Februari 2017, 16:56
Hasil Pencegahan Penyelundupan Baby Lobster
Arief Kamaludin|KATADATA
Tahun 2016, Kemenkeu dan KKP, berhasil mencegah penyelundupan bahan dasar peledak, amonium nitrat dan ikan beku dan 'baby lobster', senilai hampir 30 milyar rupiah, di Terminal Peti Kemas Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta, (13/09).

Pemerintah menggagalkan penyelundupan 65.749 ekor benih lobster senilai Rp 7,06 miliar yang hendak dikirim ke Singapura dan Vietnam. Operasi ini merupakan kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dipimpin oleh Susi Pudjiastuti, Kepolisian, serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Penindakan terhadap sindikat penyelundupan benih lobster tersebut dilakukan di lima titik sepanjang 3-22 Februari 2017. Kelima lokasi itu ada di Kota Denpasar; Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar; Bandara Internasional Lombok, Kota Mataram; serta Surabaya.

“Barang dibawa melalui kurir dengan bagasi berupa kopor yang berisi benih lobster dalam kemasan plastik,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina dalam siaran pers di Jakarta, Senin (27/2).

(Baca juga: Menteri Susi Protes Kuota Tuna Indonesia di Bawah Taiwan)

Plastik itu, menurut Rina, sengaja diisi dengan media spon basah beroksigen. Tujuannya, agar benih lobster itu bisa bertahan hidup selama 8 jam sepanjang perjalanan hingga.

Sementara itu, Wakil Kepala Bareskrim Antam Novambar mengungkapkan, harga jual benih lobster mutiara yang diselundupkan di Indonesia sekitar Rp 20 ribu per ekor. Namun, di Vietnam harganya mencapai Rp 60 ribu per ekor.

Grafik: Perbandingan Konsumsi dan Penyediaan Ikan Indonesia 2010-2014
Perbandingan Konsumsi dan Penyediaan Ikan Indonesia 2010-2014

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...