Kasus kebocoran data pribadi marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Mulai dari kebocoran data pengguna sejumlah e-commerce besar hingga data pribadi influencer politik Denny Siregar yang disebarkan melalui sebuah akun anonim di Twitter. Alhasil, desakan terhadap pemberlakuan undang-undang perlindungan data pribadi semakin menguat.

Bocornya data pribadi Denny awalnya diungkap oleh akun Twitter @Opposite6891 pada 5 Juli 2020 lalu. Akun tersebut menunjukkan tangkapan layar berisi informasi seperti nama lengkap, alamat, NIK, KK, hingga nomor IMEI dan jenis perangkat yang digunakan Denny. Tampak juga nomor ponsel dan operatornya, Telkomsel.

Advertisement

Saat tweet ini muncul, Denny Siregar sempat membantah kebenaran data-data tersebut. Namun, belakangan ia berbalik mempermasalahkan bagaimana data tersebut bisa didapat oleh publik dan disebarluaskan. Ia menuntut penjelasan dari Telkomsel serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Telkomsel kemudian membantah adanya kebocoran data pribadi pelanggannya. Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, mengatakan perlindungan data pelanggan selalu menjadi prioritas.   

(Baca: Data Pelanggan Terindikasi Bocor, Kominfo Minta Operator Investigasi)

Sedangkan pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya justru melihat kemungkinan data pelanggan operator telekomunikasi dimiliki juga oleh pihak lain. "Operator memang benar pemilik data, tetapi yang bisa mengakses datanya bukan hanya operator saja. Ada banyak layanan tambahan yang kemungkinan memiliki akses terhadap data operator,” ujarnya.

Telkomsel pun siap membantu serta berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam kasus ini. Namun, Denny Siregar belum melaporkan kasus kebocoran datanya ke polisi.

Yang tak kalah ramai adalah kasus kebocoran 91 juta data pengguna Tokopedia. Kebocoran data ini sebenarnya telah terjadi sejak Mei 2020 lalu. Namun, hingga awal Juli ini, data-data ini di forum peretas (hacker) dan bisa diunduh secara gratis.

 (Baca: 91 Juta Data Pengguna Beredar di Forum Peretas, Tokopedia Lapor Polisi)

Kebocoran Terus Berulang

Selain Tokopedia, Bukalapak dan Bhinneka pun pernah mengalami kebocoran data pengguna. Tak hanya e-commerce, instansi pemerintah pun pernah diterpa isu kebocoran data.

Pada 2019 lalu, peretas asal Pakistan mengklaim telah mencuri data sekitar ratusan juta akun dari 32 situs, yang di antaranya adalah 31 juta akun pengguna Bukalapak.  Peretas yang bersembunyi di balik nama Gnosticplayers mengaku menjual data curiannya ke dark web Dream Markets dengan harga mencapai 1,2431 Bitcoin.

Kemudian, pada awal tahun ini, Bhinneka juga mengalami kebocoran data. Kelompok ShinyHunters yang juga menyerang Tokopedia, diduga mendalangi pencurian 1,2 juta data pengguna Bhinneka yang dijual sebesar US$ 1.200 atau Rp 17,9 juta.

(Baca: E-Commerce Indonesia Jadi Incaran, Peretasan Naik 6.000% saat Pandemi)

Riset perusahaan asal Amerika Serikat (AS) International Business Machines (IBM) menunjukkan, serangan siber secara global melonjak 6.000% selama kuartal I 2020. Di Indonesia, e-commerce memang jadi incaran peretas (hacker).

"Semakin banyak data yang diakses perusahaan, itu yang menjadi target peretas. Contohnya, e-commerce," ujar President Director IBM Indonesia Tan Wijaya saat konferensi pers secara virtual, Kamis (18/6).

Tapi itu bukan berarti entitas lain kebal dari peretasan. Selain e-commerce dan individu, data milik pemerintah pun bisa dicuri. Misalnya, data 230 ribu pasien yang terkait dengan wabah Covid-19 sempat dikabarkan bocor.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memang membantah adanya kebocoran data. Namun, Komisi I DPR menilai bahwa potensi kebocoran tetap ada dan harus diantisipasi.

(Baca: Kominfo Pastikan Data Penanganan Covid-19 dan Pasien Aman)

"Ancaman kebocoran data nyata adanya saat ini," kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Rizky Aulia Rahman Natakusumah saat mengikuti rapat kerja antara Kementerian Kominfo dengan Komisi I DPR, Senin (22/6). 

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement