25 Kata-kata Bijak tentang Kehidupan dari Penulis Indonesia

Image title
25 Agustus 2021, 10:00
Ilustrasi buku yang mengandung kata-kata bijak
Katadata
Ilustrasi buku yang mengandung kata-kata bijak

Hidup memberi kita banyak momen menyenangkan. Momen tersebut tak selalu besar, banyak momen-momen kecil yang mungkin tidak kita sadari. Ada kalanya kehidupan berubah drastis sehingga kita berhadapan dengan rintangan yang tak kunjung usai.

Ketika kehidupan terasa berat, istirahatlah sebentar untuk mengevaluasi dan merencanakan langkah selanjutnya. Tiada kehidupan yang sempurna. Namun, kehidupan yang dijalani dengan hati ikhlas akan terasa lebih ringan.

Jika Anda merasa kehidupan sedang sulit, rintangan terasa semakin berat, luangkan waktu Anda sejenak untuk membaca kata-kata bijak tentang kehidupan oleh penulis Indonesia berikut ini.

Kata-kata Bijak tentang Kehidupan dari Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer merupakan penulis Indonesia yang lahir di Blora. Beliau terkenal dengan karya Tetralogi Buru atau disebut juga Tetralogi Pulau Buru/Tetralogi Bumi Manusia yang terbit dari tahun 1980 hingga 1988. Simak kata-kata bijak tentang kehidupan dari Pramoedya Ananta Toer.

  1. “Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.” ― Pramoedya Ananta Toer, Anak Semua Bangsa
  2. “Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.” ― Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia
  3. “Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan” ― Pramoedya Ananta Toer, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2
  4. “Bagaimanapun baik yang telah kalian peroleh dari kehidupan ini, masih ada saja yang kalian rasa kurang. Yang berada dalam kekurangan ingin terbebas dari kekurangan itu, ingin mendapatkan kemakmuran yang melimpah. Yang telah berada dalam kecukupan ingin lebih cukup lagi. Dari perasaan kurang itu, dari keinginan mendapatkan yang lebih baik itu, timbullah impian. Dan impian itu bisa menjadi padat, menjadi cita-cita. Dan cita-cita itu menjadi pola yang menjadi dasar dan petunjuk dari perbuatan.” ― Pramoedya Ananta Toer, Perawan Dalam Cengkeraman Militer

Kata-kata Bijak tentang Kehidupan dari Andrea Hirata

Andrea Hirata adalah penulis Indonesia yang lahir di Pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung. Novel pertama Andra Hirata berjudul Laskar Pelangi yang terbit pada tahun 2005. Berikut kata-kata bijak tentang kehidupan dari Andrea Hirata.

  1. “Jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi sepahit apapun keadaanya.” ― Andrea Hirata
  2. “Orang cerdas berdiri dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain. Mereka yang tidak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan itu. Orang yang tidak cerdas hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai batas batas lingkaran cahaya senter itu.” ― Andrea Hirata
  3. “Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri, adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri.” ― Andrea Hirata, Padang Bulan

Kata-kata Bijak tentang Kehidupan dari Penulis Indonesia

  1. “Aku tidak ingin kaya. Aku hanya ingin hidup. Aku ingin melihat banyak tempat... Aku ingin menghirup seribu satu bau kehidupan.” ― Seno Gumira Ajidarma
  2. “Kita tahu, dalam hidup, biarpun ringkas selalu ada sesuatu yang mesti dilepas—mungkin tak ke arah yang lebih baik, mungkin ke bentuk yang lebih buruk. Dan apa yang “lebih baik” dan “lebih buruk” bagi suatu zaman tak pernah ditentukan oleh setiap orang.” ― Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 2
  3. “Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita” ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
  4. “Dalam hidup manusia selalu setiap waktu ada musuh dan rintangan-rintangan yang harus dilawan dan dikalahkan. Habis satu muncul yang lain, demikian seterusnya. Sekali kita memilih jalan perjuangan, maka itu jalan tak ada ujungnya. Dan kita, engkau, aku, semuanya telah memilih jalan perjuangan.” ― Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung
  5. “Tak semua jalan yang terlihat akan membawamu pada jalan yang benar. Kadang jalan yang benar adalah jalan yang tak terlihat oleh matamu. Jangan biarkan matamu yang memutuskan kemana kau akan pergi, biarkanlah hatimu yang memutuskan kemana kau ingin pergi.” ― Fahd Djibran, Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan
  6. “Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami pemahaman yang tulus.” ― Tere Liye
  7. “Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.” ― Soe Hok Gie
  8. “Jika kita ibaratkan, maka peradaban manusia persis seperti roda, terus berputar. Naik-turun. Mengikuti siklusnya.” ― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
  9. “Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.” ― Dee, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
  10. “Aku belajar menaruh hormat kepada orang yang menegakkan martabatnya dengan cara membuktikan dirinya sendiri, bukan dengan membangun pikiran negatif tentang orang lain.” ― Andrea Hirata, Cinta di Dalam Gelas
  11. “Hidup memang bukan mudah dan kerana payahnyalah kehidupan itu, aku dan engkau akan menjadi lebih bermakna sebagai manusia” ― Faisal Tehrani, Cinta Hari-Hari Rusuhan
  12. “Hari ini kupelajari satu hal lagi tentang kehidupan. Bahwa banyak misteri dan hal-hal serba tidak pasti yang harus kita hadapi dalam hidup ini. Detik ini kita bahagia, belum pasti detik berikutnya bahagia itu berlanjut. Kadang-kadang, ada duka yang menunggu di ujung rasa bahagia yang kita rasa.” ― Erwin Arnada, Rumah di Seribu Ombak
  13. “Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?” ― Helvy Tiana Rosa, Risalah Cinta
  14. “Orang-orang bertemu karena memang ditakdirkan untuk bertemu, berpisah karena memang ditakdirkan untuk berpisah. Kehidupan setiap orang diorkestrasikan sedemikian rupa sehingga setiap momen memiliki sebab dan akibat.” ― Winna Efendi, Melbourne: Rewind
  15. “Manusia hidup menunggu untuk mati. Kehidupan justru terasakan dalam menunggu. Makin bisa menikmati cara menunggu, makin tenang dalam hati.” ― Arswendo Atmowiloto, Canting
  16. “Hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah.” ― Dee
  17. “Bila hidup ini memang pertarungan, kita baru tahu siapa yang menang dan kalah di akhir kehidupan. Selama kita masih bernapas, masih ada kesempatan untuk menang.” ― Francisca Todi, Mafia Espresso
  18. “Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.” ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Demikian kumpulan kata-kata bijak tentang kehidupan dari penulis Indonesia. Membaca kata-kata tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk kembali menumbuhkan semangat untuk melanjutkan hidup.

Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...