Arsitektur dan Makna dari Rumah Adat Betawi

Image title
26 Agustus 2021, 09:45
Rumah adat Betawi adalah Rumah Kebaya yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta
jakarta-tourism.go.id
Rumah adat Betawi adalah Rumah Kebaya yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan tempat berkembangnya budaya Betawi yang terkenal dengan ondel-ondel, kerak telor, dan masih banyak lagi. Kebudayaan Betawi dilindungi oleh pemerintah dalam Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Sejalan dengan peraturan tersebut, pada tahun 2017 diterbitkan Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi yang menjelaskan ikon betawi sebagai upaya pelestarian melalui pengenalan yang menggambarkan ciri khas masyarakat Betawi dan jati diri Provinsi DKI Jakarta sebagai daya tarik wisata.

Seperti provinsi lain, masyarakat betawi memiliki rumah adat. Menurut Abdul Azis Said dalam buku Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja, rumah adat adalah suatu bangunan dengan struktur, cara pembuatan, bentuk, fungsi serta ragam hias yang memiliki ciri khas tersendiri dan diwariskan secara turun temurun untuk dapat digunakan sebagai tempat tinggal oleh penduduk sekitarnya.

Nama rumah adat Betawi dikenal sebagai Rumah Kebaya. Ternyata, Rumah Kebaya merupakan salah satu dari tiga bentuk rumah adat Betawi. Ada beberapa bentuk rumah adat Betawi lain. Simak penjelasan mengenai rumah adat Betawi berikut ini.

Rumah Kebaya

Berdasarkan buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia oleh Faris Al Faisal, Rumah Kebaya atau disebut juga Rumah Bapang memiliki ruangan seperti rumah tinggal pada umumnya. Rumah ini memiliki ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan teras.

Rumah Kebaya merupakan ciri khas suku Betawi. Atap rumah kebaya berbentuk pelana yang dilipat. Asal mula nama Rumah Kebaya digunakan karena atap rumah dari samping terlihat seperti lipatan kebaya.

Rumah Kebaya merupakan peninggalan budaya masyarakat Betawi dalam bidang hunian. Rumah adat ini dilestarikan hingga saat ini. Pondasi Rumah Kebaya terbuat dari susunan batu alam untuk menyangga tiang-tiang rumah agar bangunan menjadi tegak dan kokoh.

Genteng yang terbuat dari tanah merupakan bahan yang umum digunakan sebagai atap rumah. Bahan lain yang dapat digunakan namun jarang adalah anyaman daun kirai yang dibentuk seperti pelana dengan kemiringan bagian depan yang sangat rendah.

Area pendopo atau teras dibuat cukup luas. Terdapat meja dan kursi untuk melayani tamu. Bagian teras dan luar rumah dipisahkan dengan susunan pagar kayu yang dibuat berbentuk segitiga simetris. Konstruksi untuk menopang rangka atap (gording) terbuat dari material kayu gowok dan kayu kecapi. Sedangkan balok tepi terbuat dari kayu nangka.

Dinding Rumah Kebaya terbuat dari material kayu nangka yang dicat menggunakan warna cerah, seperti kuning atau hijau. Daun pintu dan jendela dibuat berukuran lebar dengan lubang udara yang tersusun secara horizontal. Pintu semacam ini juga dikenal dengan istilah pintu jalusi.

Bentuk Rumah Adat Betawi

Rumah Adat Betawi
Rumah Adat Betawi (jakarta-tourism.go.id)

Dalam artikel Arsitektur Tradisional Rumah Betawi oleh Suwardi Alamsyah P., bentuk rumah Betawi dapat dilihat berdasarkan bentuk dan struktur atapnya dan dibagi menjadi 3 (tiga). Bentuk paling populer adalah rumah Kebaya yang telah dijelaskan sebelumnya. Bentuk lainnya adalah rumah Gudang dan rumah Joglo.

Rumah Gudang

Rumah Gudang memiliki ruang tengah berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang. Atapnya berbentuk pelana, tetapi terdapat pula rumah gudang yang beratap perisai. Struktur atap rumah gudang tersusun dari rangka kuda-kuda.

Struktur tersebut pada umumnya bersistem bersifat kompleks karena terdapat dua batang yang saling bertemu pada sebuah batang yang tegak disebut ander. Dalam rumah adat lain, tidak ditemukan struktur tersebut sehingga diduga bahwa Belanda yang memperkenalkan struktur tersebut pada penduduk setempat.

Selain itu, pada bagian depan Rumah Gudang terdapat bagian atap yang miring sehingga disebut topi/dak/markis. Fungsi atap tersebut adalah menahan cahaya matahari dan air hujan hujan pada ruang depan yang selalu terbuka.

Rumah Joglo

Rumah Joglo merupakan arsitektur hasil percampuran kebudayaan Jawa dan Betawi. Berbeda dengan Rumah Joglo yang terdapat di Jawa Tengah, integrasi antara denah, tiang-tiang penopang struktur atap dan struktur atap pada Rumah Joglo Betawi tidak begitu tegas seperti pada rumah joglo di Jawa Tengah.

Tiang-tiang utama yang digunakan sebagai penopang struktur atap adalah unsur utama yang mengarahkan pembagian ruang pada Rumah Joglo Jawa Tengah. Sedangkan pada Rumah Joglo Betawi, hal tersebut tidak terlalu terlihat.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...