Katadata Gaet Penghargaan Media Terbaik Pembangunan Energi Terbarukan
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia atau METI kembali memberi penghargaan untuk sejumlah kalangan. Pada tahun ini, Katadata.co.id termasuk yang mendapat METI Awards untuk kategori “The Best Media (Online/Printed) for RE Development”.
Ketua METI Surya Dharma mengatakan, anugerah tersebut merupakan wujud motivasi dan penghargaan terhadap komitmen pelaku usaha energi terbarukan. “Ini merupakan apresiasi kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam percepatan pelaksanaan pembangunan energi terbarukan di Indonesia,” kata Surya Dharma di Jakarta, Senin (22/11).
Selain anugerah kepada Katadata.co.id, METI memberi penghargaan untuk Kompas dalam kategori yang sama, “The Best Media (Online/Printed) for RE Development” ini. Adapun Berita Satu dinobatkan untuk kategori “The Best Electronic Media for RE Development”.
Secara keseluruhan, METI memberikan penghargaan kepada 30 perusahaan kecil dan besar. Badan usaha tersebut dari lembaga keuangan, startup company, universitas, dan pemerintah daerah. Juga ada anugerah bagi individu dan peneliti yang memiliki komitmen berkelanjutan untuk mengembangkan energi terbarukan dan konservasi energi.
Penghargaan ini merupakan dari rangkaian The 10th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2021. Konferensi dan pameran terbesar di bidang energi terbarukan di Indonesia ini diadakan secara daring mulai hari ini hingga 27 November 2021. Tema yang diangkat yakni “Energy Transition Scenario Towards Net Zero Emission”.
Menurut Surya Dharma, METI menyelenggarakan agenda tahunan ini sejak 2012 dengan menggandeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tahun lalu, peserta acara ini mencapai sekitar empat ribu orang secara online. Mereka berasal dari Indonesia dan negara lain.
Acara ini juga menjadi ajang peserta untuk memperhatikan daya saing investasi Indonesia yang begitu besar, terutama dalam konteks sumber energi terbarukan. “Tentunya hal ini harus dimanfaatkan secara optimum,” kata Surya Dharma. Apalagi, “Kami mencatat beberapa pengembangan energi terbarukan belum sepenuhnya diselesaikan.”
Tiga hal yang dia garis bawahi. Pertama, Rancangan Undang-Undang Energi Terbarukan perlu segera dibahas. Topik pengembangan nuklir mestinya dikeluarkan dalam pembahasan RUU tersebut. Sebagai gantinya, dapat dibuatkan Undang-Undang Ketenaganukliran.
Kedua, kalangan pelaku usaha berharap ada peraturan terkait harga energi terbarukan sebagai landasan berusaha. Dia mengkritik praktik negosiasi yang tidak memberikan kepastian waktu dan usaha. Ketiga, menyiapkan SDM secara terpadu agar penguasaan industri energi baru terbarukan secara perlahan berkembang sesuai perkembangan energi terbarukan dunia.
Surya Dharma juga berharap, sesuai dengan tema konferensi, akan lahir skenario untuk membantu mencapai net zero emission pada 2060 atau bahkan lebih awal. Apalagi dalam acara ini akan ada banyak kesepakatan baru, seperti peluncuran 22 proyek energi terbarukan dan penandatangan proyek baru, termasuk dari PT Perusahaan Listrik Negara.
Saat membuka acara tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan perlu membuat skenario transisi energi yang matang. Dengan merencanakan secara baik diharapkan tidak terjadi jurang masalah saat pelaksanaannya, seperti dalam pembiayaan dan ekses yang ditimbulkan.
Dia mengingatkan lagi pertemuan negara-negara G20 yang berlanjut dengan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB yang kerap disebut dengan COP 26 awal bulan ini. Dalam pertemuan tersebut, dia ditanya, juga oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, mengapa target net zero emision Indonesia baru pada 2060, bukan 2050 seperti banyak negara lain.
“Kalau yang lain ngomong saja, saya juga bisa. Tapi road map-nya seperti apa, bagaimana peta jalannya?” kata Jokowi. Mantan Gubernur Jakarta ini juga menyinggung lagi janji pendanaan global US$ 100 miliar dalam mengatasi perubahan iklim yang tidak jelas kelanjutannya.
Untuk itu, Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Menteri BUMN untuk merumuskannya. “Yang konkrit-konkrit saja. Kalkulasinya yang riil,” ujar dia.