Surya Paloh, Politikus dan Pebisnis Media yang Menggurita

Image title
Oleh Yandi M. Rofiyandi
30 Juni 2022, 08:45
Surya Paloh, Politikus dan Pebisnis Media yang Menggurita
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat Apel Siaga Baret di Parkir Timur Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Nama Surya Paloh kembali menjadi sorotan di tengah suhu politik menghadapi Pemilu 2024 yang mulai menghangat. Sorotan terhadap pemilik Metro TV dan Media Group itu muncul ketika Partai Nasdem menjadi perkumpulan politik pertama yang mengusung kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.

Surya Paloh menerima keputusan rapat kerja nasional pada 15-17 Juni 2022. Sejatinya, dengan posisi sebagai Ketua Umum Nasdem, sedianya memungkinkan partai itu mencalonkan dirinya.

Advertisement

Dia sudah cukup makan asam garam dalam politik, bahkan sejak masa kuliah. Tak hanya politik, dunia bisnis pun ditekuninya. Surya Paloh dikenal sebagai pengusaha sebelum menjadi politikus. Siapakah Surya Paloh?

Profil, Masa Kecil, dan Agama Surya Paloh

Surya Paloh lahir di Banda Aceh 16 Juli 1951, dibesarkan di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Surya paloh beragama Islam. Ayahnya, Muhammad Daud Paloh adalah seorang polisi. 

Ayah Surya Paloh berpindah-pindah tugas antara lain dari Labuhan Ruku, Talawi, Asahan ke Serbelawan, Simalungun. Saat ayahnya pindah ke Tarutung pada 1967, Paloh memilih hijrah ke Medan dan melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 7.

Surya Paloh mengenal dunia bisnis tatkala masih remaja. Sambil bersekolah ia berdagang teh, ikan asin, karung goni, dan lain-lain. Ia membelinya dari dua orang tauke sahabat yang sekaligus gurunya dalam dunia usaha, lalu dijual ke beberapa kedai kecil atau ke perkebunan PT Perkebunan Nusantara.

Setamat SMA, Paloh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH-USU) pada 1972 hingga 1975. Ia pun memulai memulai kiprah organisasinya dengan menjadi pimpinan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Setelah ormas itu bubar, dia aktif di Sekber Golkar dengan menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar.

Selain aktif di organisasi, Surya terus menekuni bisnis, di antaranya distributor mobil dan hotel. Kesibukan berbisnis, berorganisasi, dan berpolitik membuat kuliahnya di FH-USU tertinggal. Paloh berinisiatif pindah ke FISIP Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), dan akhirnya berhasil menamatkannya sebagai sarjana pada 1975.

Usaha dan bisnis yang berhasil dijalankan mengantarkannya ke predikat baru sebagai pengusaha muda. Sejak 1974, Surya Paloh terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Utara.

Karier dan Bisnis Surya Paloh

Bisnis dan politik akhirnya membawa Surya Paloh ke Jakarta. Ia mendirikan organisasi Putra-Putri ABRI. Organisasi ini menjadi embrio berdirinya Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) di Jakarta 1978. 

Lewat FKPPI, Paloh semakin membangun pengaruhnya di Partai Golkar. Ia lalu mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas pada 2 Mei 1986. Koran ini tidak berumur panjang karena pemerintah mencabut izin terbitnya.

Pada 1989, Surya Paloh menghidupkan kembali majalah Vista. Ia juga bekerja sama dengan pemilik dan pemimpin redaksi Media Indonesia, Yously Syah. Surya Paloh memboyong Media Indonesia ke Gedung Prioritas.

Media Indonesia ternyata berkembang pesat. Setelah era reformasi politik, Surya Paloh mendirikan televesi berita, Metro TV pada 1999. Dia yang semula dikenal sebagai pebisnis katering, kini dikenal sebagai konglomerat media.

Melalui bisnis media itu, ia melebarkan sayap usahanya melalui Media Indonesia Group dan Metro TV. Beberapa bisnisnya antara lain Intercontinental Hotel Jimbaran, Sheraton Media Hotel Jakarta, Papandayan Hotel Bandung, Sun Plaza Medan, Indocater, dan sejumlah perusahaan marmer.

Bisnis yang lumayan moncer ternyata tak sejalan dengan karier politiknya. Surya Paloh pernah mengikuti konvensi calon presiden dari Golkar yang digelar pada 2003. Ia bersaing dengan Akbar Tanjung, Wiranto, Prabowo Subianto, dan Abu Rizal Bakrie. Dalam konvensi itu, Wiranto menjadi kandidat presiden partai beringin. Surya Paloh hanya berada di urutan ketiga.

Dia tergusur dari partai beringin ketika Abu Rizal Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum pada 2009. Surya Paloh pun keluar dari Golkar dan membentuk Organisasi Kemasyarakatan Nasional Demokrat (Nasdem) pada 2010. Ia mendirikannya bersama Sultan Hamengkubuwono X. Ormas ini yang kemudian menjelma menjadi Partai Nasdem pada 2011.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement