Memperkuat Pangan Laut

M Riza Damanik
Oleh
12 Mei 2020, 11:16
M Riza Damanik
Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
Nelayan membawa Ikan hasil tangkapannya sebelum dijual di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (8/5/2020). Meski tengah dilanda pandemi COVID-19, aktivitas nelayan untuk melaut di Kabupaten Donggala tetap berjalan normal.

Di saat Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 dapat menyebabkan krisis pangan, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia meningkatkan konsumsi ikan sehat (13/4). Selain untuk membantu imunitas masyarakat melawan virus, pesan presiden ini juga peluang memperkuat tata kelola sumber pangan dari laut Indonesia.

Laporan FAO (2014) mencatat komoditas ikan telah menyumbang 54% dari total asupan protein hewani bangsa Indonesia. Konsumsi ikan per kapita rata-rata nasional telah melebihi angka 50 kilogram per tahun. Trennya meningkat rata-rata sebesar 4% per tahun. Dari siapa ikan tersebut diperoleh? Lebih dari 90% nelayan Indonesia adalah nelayan kecil; yang 80% hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik.

Advertisement

Perihal nelayan kecil, Direktur Jenderal FAO José Graziano da Silva, saat membuka Sidang ke-31 Komite Perikanan Dunia di kantor pusat FAO, Roma, Italia (10/6/2014) mengatakan, “Paradoks terjadi selama ini. Agenda pengelolaan belum berdampak ke nelayan kecil. Padahal, nelayan kecil juga bagian dari usaha mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan.” Pesan Graziano enam tahun silam itu sekaligus mengingatkan kita bahwa salah satu kunci mengatasi krisis pangan hari ini adalah aspek perlindungan terhadap produsen utama pangan laut, yaitu nelayan.

NELAYAN BANTEN KEMBALI MELAUT
Nelayan Banten kembali melaut di tengan pandemi corona. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.)

Tantangan

Laporan survei “Sosial Ekonomi Nelayan dan Pembudidaya Ikan di Masa Pandemi Covid-19” yang dilakukan oleh Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia pada periode 31 Maret hingga 10 April 2020 menunjukkan bahwa tantangan terberat dan jamak dialami oleh nelayan adalah ketidakpastian penyerapan dan rendahnya harga beli ikan. Mayoritas nelayan menggantungkan hidupnya dari pendapatan harian, sehingga pilihannya menjadi tidak mudah: semakin lama ikan terserap, kualitasnya akan semakin buruk dan harganya pun semakin terpuruk.

Survei lain yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di pelabuhan bagian barat, tengah dan timur Indonesia (10/4) menunjukkan terjadinya penurunan harga ikan pada kisaran 0,9% hingga 8,2% untuk sejumlah komoditas, seperti: cumi-cumi, ikan karang, kepiting, dan pelagis kecil. Penurunan harga dan terganggunya penyerapan ikan tidak lepas dari berkurangnya aktivitas di hilir, seperti penurunan daya beli masyarakat, melemahnya daya serap industri pengolahan, serta kendala ekspor. Kondisi ini diperberat dengan adanya persoalan menahun mahalnya biaya angkut dan logistik ikan di Tanah Air.

Sebagai ilustrasi, ongkos mengangkut ikan dari Pulau Bacan di Maluku Utara ke Jakarta sebesar Rp 3.335 per kg atau hanya terpaut Rp 45 per kg dari Bacan ke Jepang. Padahal, jarak Bacan ke Jakarta lebih singkat dibanding ke Jepang. Biayanya menjadi lebih mahal lagi jika dibandingkan dengan harga pengiriman ikan dari Timika ke Jakarta dan Tual ke Jakarta yang masing-masing mencapai Rp 3.665 dan Rp 3.867 per kilogramnya. Tingginya biaya angkut dan logistik ikan di dalam negeri telah menyebabkan industri perikanan nasional—yang sampai saat ini sebagian besar masih berada di Pulau Jawa—menjadi tidak kompetitif dibanding negara-negara produsen lain, seperti Jepang, Thailand maupun Vietnam. Faktor ini pula yang memicu terjadinya ketimpangan konsumsi ikan antarpulau di Indonesia.

Halaman:
M Riza Damanik
Editor: Redaksi

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement