Jepang Rilis Peringatan Serangan di Indonesia dan 5 Negara Lainnya

Rezza Aji Pratama
14 September 2021, 10:06
Serangan, terorisme, jepang, asia tenggara
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menyalakan lilin saat mengecam tindakan terorisme di area Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Denpasar, Bali, Rabu (31/3/2021). Aksi solidaritas dan bela sungkawa atas kejadian bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) tersebut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap solid dan tidak terprovokasi atas kejadian teror di Makassar.

Kementerian Luar Negeri Jepang merilis peringatan potensi serangan di enam negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Hal ini dilakukan setelah pihak Tokyo menerima informasi soal ‘kemungkinan peningkatan risiko serangan seperti bom bunuh diri’. Dalam peringatan yang dikeluarkan oleh Kemenlu Jepang itu, warganya diminta agar menjauhi tempat-tempat ibadah dan potensi keramaian di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Myanmar, dan Singapura.

Seperti dilansir dari AP News, peringatan ini membuat otoritas di negara-negara itu kebingungan. Pasalnya, mereka tidak menerima informasi lebih lanjut dari Tokyo maupun potensi serangan di wilayah mereka. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan Jepang tidak memberikan informasi lebih rinci. Hal serupa juga dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri Filipina yang mengaku tidak menerima informasi lebih lanjut mengenai potensi peningkatan serangan. Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah membantah ada peringatan yang dikirimkan kepada warga Jepang di Indonesia.

Peringatan Pemerintah Jepang ini terjadi hanya beberapa hari setelah Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri menangkap empat orang terduga teroris di Bekasi dan Jakarta pada Jumat (10/9). Salah satu sosok yang diamankan adalah Thoriquddin alias Abu Rusydan, Dewan Syuro Jamaah Islamiyah.

Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menyebut Abu Rusydan merupakan sosok penting dalam jejaring terorisme di Indonesia. Ia alumni pelatihan militer mujahidin Afghanistan pada 1990. Abu juga disebut pernah latihan militer di Camp Sadda, Pakistan dan pernah kontak langsung dengan Osama Bin Laden.  

Dalam pengusutan kasus Bom Bali I pada 2022, Abu Rusydan didakwa menyembunyikan tersangka Mukhlas. Pada periode tersebut, ia diketahui menjabat sebagai Pelaksana Tugas Harian Amir Jamaah Islamiyah meskipun dalam persidangan ia membantahnya. Abu Rusydan akhirnya divonis hukuman tiga tahun enam bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 25 Februari 2002. "Setelah bebas, Abu Rusydan berdakwah keliling Indonesia dan sangat populer di YouTube, " kata Ridlwan, dalam keterangan resmi, Minggu (12/9).

Ridlwan juga memperingatkan potensi serangan balasan dari para pengikut Abu Rusydan setelah penangkapan ini. "Tokoh senior ini banyak murid online-nya yang dalam istilah kontra-terorisme disebut lone wolf," ujarnya. 

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...