Menlu Retno: 13.000 Senjata Nuklir Mengancam Keamanan Dunia
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan keamanan dunia akan terus terancam selama 13.000 senjata nuklir belum dimusnahkan.
Retno menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan High-level Plenary Meeting on the International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons di sela-sela sidang umum PBB ke-76 di New York. Retno menegaskan sebagai koordinator Gerakan Non-Blok, Indonesia menjadi proponen utama peringatan total eliminasi senjata nuklir.
“Upaya untuk mendorong isu nuclear disarmament ini bahkan sebenarnya sudah dilakukan sejak sebelum Covid-19. Dan kita berpandangan bahwa Covid-19 tidak boleh membiarkan masyarakat internasional kehilangan fokus pada isu yang amat penting ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/9).
Retno mengatakan hingga saat ini harapan dunia untuk terbebas dari ancaman nuklir masih elusif. Pasalnya, masih ada 13.000 lebih senjata nuklir yang dimiliki oleh sejumlah negara. Menurutnya, dunia tidak akan pernah merasa aman sampai seluruh senjata.
Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menekankan soal penegakkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan meminta seluruh negara menjalankan komitmennya terhadap traktat ini. Ia juga menekankan perlombaan senjata nuklir dan proyeksi kekuatan harus segera dihentikan.
Menurut Retno kekhawatiran terbesar terkait senjata nuklir adalah kemungkinan jatuh ke tangan aktor bukan negara seperti organisasi teroris maupun kelompok kriminal lainnya. Ini menurutnya harus menjadi landasan untuk mempercepat pelucutan senjata nuklir. Guna membebaskan dunia dari ancaman nuklir, arsitektur pelucutan harus diperkuat.
“Dunia tidak akan mendapatkan manfaat dari keberadaan senjata nuklir. Pemusnahan senjata nuklir adalah satu-satunya cara untuk melindungi penghuni dan masa depan bumi ini,” ujarnya.