MUI: Vaksin Zifivax Halal dan Suci

Rezza Aji Pratama
9 Oktober 2021, 17:24
Asrorun Niam Sholeh
Katadata
Ketua Bidang Fatma MUI Asrorun Niam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa halal terhadap vaksin Zifivax yang diproduksi oleh Anhui Biopharmaceutical asal Cina.

Ketua MUI Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh mengatakan komposisi dan proses produksi Zifivax sudah memenuhi unsur kehalalan. Oleh karena itu, MUI pun merilis Fatwa Nomor. 53 tahun 2021 tentang produk vaksin Covid-19 dari Anhui Cina.

Asrorun menjelaskan selama melakukan pengkajian dari aspek teknis dan syar’i, MUI tidak menemukan penggunaan material yang bersifat haram atau najis di vaksin Zifivax. Ia pun menegaskan pemakaian vaksin harus disesuaikan dengan aspek keamanan.

“Tetapi tidak serta merta dapat digunakan. Maka, kemudian kebolehannya sangat terkait dengan jaminan keamanan menurut ahli atau lembaga yang kredibel,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (9/10).

Secara terpisah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin tersebut. Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan efikasi vaksin Zifivax dapat mencapai 81,71% bila dihitung mulai tujuh hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. Zifivax juga dapat mencapai efikasi 81,4% apabila dihitung sejak 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap tiga dosis.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dosis vaksin itu akan diberikan pada setiap kali suntikan sebanyak 25 mcg (0,5 mL). Ia menyebutkan, efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sementara efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.

Penny juga menyampaikan bahwa vaksin Zifivax belum diindikasikan untuk penggunaan booster. Namun apabila akan digunakan sebagai vaksin booster, baik vaksin Zifivax maupun vaksin lainnya harus melalui uji klinik booster yang dilakukan setelah diketahui data respons imun persisten dari uji klinik primer.

"Penggunaan vaksin dengan indikasi booster dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Badan POM," katanya.

Vaksin tersebut menggunakan platform protein rekombinan subunit. Selain itu, Efek samping yang paling sering terjadi adalah nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, dan demam dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Di Indonesia, vaksin tersebut dikembangkan oleh PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio). Uji klinis vaksin Zifivax dilakukan di Bandung, Jawa Barat dengan subjek relawan sebanyak 4.000 orang.

Uji klinis juga dilakukan di berbagai tempat, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RS Hasan Sadikin Bandung, dan berbagai fasilitas kesehatan di Jakarta serta Bandung. Selain itu, uji klinis Zifivax juga dilakukan di sejumlah negara, yaitu Tiongkok, Pakistan, Uzbekistan, dan Ekuador dengan subjek sekitar 28.500 orang.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...