Pelaku UMKM Disarankan Lebih Aktif Gaet Peluang

Rezza Aji Pratama
12 Oktober 2021, 06:58
Perajin menunjukkan pot bonsai karyanya di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (7/10/2021). UMKM yang biasa mengerjakan pesanan cinderamata ikon tempat wisata berbahan fiberglass tersebut berinovasi membuat hiasan \'aquascape\' dan pot tanaman bon
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Perajin menunjukkan pot bonsai karyanya di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (7/10/2021). UMKM yang biasa mengerjakan pesanan cinderamata ikon tempat wisata berbahan fiberglass tersebut berinovasi membuat hiasan \'aquascape\' dan pot tanaman bonsai mengikuti tren pasar agar tetap bertahan saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar lebih proaktif memanfaatkan peluang.

“Banyak orang yang peka, tapi enggak dimanfaatkan,” ujarnya, dikutip dari Antara, Senin (11/10).

Gita mengatakan UMKM harus diberdayakan mengingat jumlah tenaga kerja yang besar sehingga akan mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, politik serta budaya. Selain itu, pengaruh yang diperoleh sektor UMKM apabila diberdayakan adalah peningkatan keuntungan dengan lebih mengedepankan jasa daripada barang.

Menurutnya, nilai jasa lebih besar ketimbang barang. Namun, bukan berarti UMKM disarankan untuk meninggalkan penjualan barang. “Kita harus fokus ke jasa yang lebih ke 'knowledge economy',” kata Gita.

Dengan adanya peningkatan keuntungan, kata dia, maka akan semakin meningkatkan pembayaran pajak sehingga pemerintah dapat lebih mudah untuk memberikan apapun yang dibutuhkan masyarakat. Seperti pemberian jaring pengaman sosial, perbaikan jembatan, selokan dan rel kereta api.

Peningkatan pembayaran pajak juga menciptakan potensi pemerintah untuk menurunkan pajak. Hal ini dapat memberikan efek positif berkelanjutan, mulai dari menurunnya tingkat kesenjangan ekonomi, stabilitas ekonomi terjamin dan semakin banyak pelaku usaha mampu bereksplorasi dalam pengembangan bisnis.

Di samping itu, Gita mengingatkan agar Indonesia dapat melakukan perbaikan dari sisi suku bunga karena masih menerapkan persentase tinggi yang mencapai 8%-11%. Hal ini berbanding jauh dengan Malaysia yang menerapkan suku bunga 2%atau Singapura yang berkisar 1%-1,5%.

“Produktivitas (ekonomi) di Singapura jauh lebih tinggi daripada produktivitas di sini. Kalau mau mengacu ke produktivitas atau matriks produktivitas aja, PR (pekerjaan rumah) kita masih banyak, tapi bukan berarti kita nggak bisa menyusul,” katanya.

Dia menilai hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk melakukan antara lain perbaikan infrastruktur dan suku bunga. Dengan itu, diharapkan sektor UMKM akan berjaya 10 tahun ke depan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...