Sentimen Penyebaran Omicron Bayangi Pergerakan Rupiah

Abdul Azis Said
28 Desember 2021, 09:57
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 91 poin dilevel Rp14.650 pe
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,06% ke level Rp 14.221 per dolar Amerika Serikat di pasar spot pagi ini. Namun rupiah diramal berbalik melemah terimbas masih tingginya ketidakpastian penyebaran Omicron.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke level Rp 14.236 pada pukul 09.20 WIB. Ini lebih rendah dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.229 per dolar AS.

Advertisement

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Yen Jepang, dolar Taiwan dan yuan Cina kompak melemah sebesar 0,02%, ringgit Malaysia melemah 0,01% dan bath Thailand 0,14%. Sementara itu, penguatan dialami dolar Singapura 0,01 %, won Korea Selatan 0,02%, peso Filipina 0,04% dan rupee India 0,03%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.250, dengan potensi penguatan di level Rp 14.200 per dolar AS. Ia mengatakan sentimen pasar terhadap varian Omicron masih dinamis sehingga mendorong pelemahan rupiah.

"Sentimen Omicron masih mempengaruhi naik turunnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjelang akhir tahun ini," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (28/12).

Ia mengatakan pasar dihadapkan pada kekhawatiran penularan Omicron yang masih tinggi dan meluas di banyak negara. Sentimen ini yang kemudian mendorong pasar menarik diri dari aset berisiko termasuk rupiah.

Sejumlah negara di Eropa kini melaporkan rekor kasus tertingginya. Inggris dan Perancis sempat melampaui 100.000 kasus positif harian pada akhir pekan lalu. Kabar buruk juga datang setelah Australia mengumumkan kematian pertama akibat Omicron kemarin (27/12).

Meski demikian, Ariston juga mengatakan sentimen negatif penyebaran Omicron tidak begitu signifikan. Hal ini karena rilis sejumlah studi yang menunjukkan meski Omicron meluas, tetapi tingkat keparahannya lebih ringan dibandingkan varian Covid-19 lainnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement