Kekhawatiran Terhadap Omicron Picu Pelemahan Rupiah

Abdul Azis Said
29 Desember 2021, 09:49
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,07% ke level Rp 14.225 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan ini dipengaruhi kekhawatiran terhadap lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara menjelang tahun baru.

Mengutip Blomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 14.255 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.214 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Dolar Singapura dan dolar Taiwan kompak melemah 0,04% bersama peso Filipina 0,45%, yuan Cina 0,05%, ringgit Malaysia 0,01% dan bath Thailand 0,08%. Sementara yen Jepang menguat 0,04% bersama won Korea Selatan 0,13% dan rupee India 0,44%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah Rp 14.250 pada perdagangan hari ini, dengan potensi penguatan di Rp 14.200 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah kembali meningkat seiring lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara.

"Pasar tampaknya kembali khawatir terhadap meluasnya penularan covid-19 di akhir tahun terutama di Eropa dan di AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (29/12).

Mengutip Worldometers, Amerika melaporkan penambahan kasus positif sebanyak 236 ribu pada Senin (27/12). Dalam laporan akhir pekan lalu, kasus positif di negeri paman sam itu bahkan sempat menyentuh 308 ribu kasus per hari, tertinggi sejak awal pandemi.

Lonjakan kasus juga terjadi di sebagian besar negara-negara Eropa. Inggris mencapai rekor tertingginya 121.000 kasus positif pada akhir pekan lalu. Perancis juga sempat melampaui 100.000 kasus harian di akhir pekan kemarin sebelum akhirnya turun lagi beberapa hari terakhir. Beberapa negara lain seperi Spanyol dan Italia juga melaporkan lonjakan kasus.

Selain itu, laporan kasus Omicron di dalam negeri yang terus bertambah juga memberi sentimen pelemahan. "Adanya laporan transmisi lokal varian Omicron bisa jadi menambah kekhawatiran pasar," ujar Ariston.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...