Menlu Retno Tagih Komitmen Rp 7,7 T dari Jepang untuk Transisi Energi

Rezza Aji Pratama
7 Maret 2023, 12:22
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hasil ASEAN Foreign Minister Meeting (AMM) Retreat 2023 dalam konferensi pers di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (4/2/2023). AMM Retreat 2023 menghasilkan kesepakatan negara-negara anggota ASEAN dalam menyi
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hasil ASEAN Foreign Minister Meeting (AMM) Retreat 2023 dalam konferensi pers di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Pemerintah mendorong komitmen Jepang untuk membantu upaya transisi energi Indonesia senilai US$ 500 juta agar segera direalisasikan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa di Tokyo guna membicarakan persoalan tersebut. Sebelumnya, di sela-sela KTT G20 tahun lalu, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Kishida telah meluncurkan inisiatif bersama yaitu Asia Zero Emissions Community (AZEC). Ini akan memfasilitasi Indonesia dalam mengimplementasikan program transisi energi serta memperluas kerja sama dan inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.

“Saya mendorong agar komitmen Jepang sebesar 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,7 triliun) dalam kerangka AZEC, dapat segera direalisasikan,” kata Retno dalam keterangan resmi.

Sebagai tindak lanjut komitmen Jepang tersebut, Menteri ESDM RI juga telah melakukan pertemuan dengan mitra kerjanya di Tokyo. Sebanyak 12 nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani dalam pertemuan tersebut. Ini antara lain terkait dengan transisi energi, dekarbonisasi, energi terbarukan, teknologi daur ulang karbon, geothermal, serta green hydrogen dan amonia.

“Di dalam strategic dialogue, saya sampaikan agar 12 MoU tersebut dapat segera diimplementasikan,” tutur Retno.

Indonesia menargetkan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi dari 11,5% pada 2021 menjadi sebesar 23% pada 2025.

Pada 2021, percepatan transisi energi di pembangkit listrik Indonesia tercatat menurunkan 10,37 juta ton emisi karbon dioksida atau turun lebih dari dua kali lipat dari target.

Inisiatif AZEC didasari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model dalam mewujudkan transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.

Indonesia dan Jepang juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented menjadi kunci utama dalam proses transisi energi. Jepang berharap menjadi ekonomi hidrogen terdepan di dunia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional yang mencemari lingkungan, seperti batu bara dan minyak.

Untuk itu, Jepang menjanjikan dukungan keuangan dan teknologi di bawah kerangka AZEC. Para anggota AZEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dapat mempertimbangkan untuk membuat rencana induk hidrogen dan amonia di Asia sebagai langkah berikutnya.

Sebagai langkah nyata pertama di bawah AZEC, perusahaan Jepang, termasuk Iwatani Corp dan Electric Power Development, telah sepakat untuk bersama-sama menciptakan rantai pasokan hidrogen pertama Jepang.

Rantai pasokan itu dijalin antara Negara Bagian Victoria, Australia, dan Kawasaki, sebuah kota industri dekat Tokyo, untuk memajukan transisi energi ke masyarakat yang lebih bersih.

Jepang akan menekankan pentingnya investasi dalam gas, gas alam cair, serta hidrogen dan amonia selama kepresidenannya di G7 tahun ini, serta tetap menjaga pemanfaatan energi bersih untuk memenuhi target netral karbon 2050.



Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...