Reflasi, Ancaman Baru Ekonomi Global yang Lebih Parah dari Stagflasi

Amelia Yesidora
29 November 2022, 11:51
Pj Gubernur Banten Al Muktabar (kiri) berbincang dengan pedagang sayur saat melakukan inspeksi pengendalian inflasi di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (11/11/2022). Inspeksi dilakukan untuk memantau stabilitas harga-harga bahan pokok dan mengen
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/nz
Pj Gubernur Banten Al Muktabar (kiri) berbincang dengan pedagang sayur saat melakukan inspeksi pengendalian inflasi di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (11/11/2022).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan akan ada ancaman ‘reflasi’ bagi Indonesia di tahun depan. Menurutnya ini lebih parah dibanding dengan staglasi, alias kondisi ekonomi stagnan dan inflasi tinggi. 

“Ini yang kenapa disebut risiko stagflasi, pertumbuhan yang stagnan menurun dan inflasi tinggi. Bahkan sekarang istilahnya adalah reflasi, risiko resesi dan tingginya inflasi,” ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (21/11). 

Apa Itu Reflasi?

Berdasarkan penjelasan Perry, reflasi menggabungkan istilah resesi dan inflasi. Reflasi terjadi bila resesi dan inflasi berada di tingkat yang tinggi. Sementara itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, reflasi memiliki pengertian sebuah usaha untuk mengembalikan nilai uang kepada nilai sebelum inflasi.

Ciri pertama reflasi adalah turunnya pertumbuhan ekonomi global dan ada risiko resesi di beberapa negara. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan melambat menjadi 4,37%, sementara pertumbuhan global diperkirakan hanya 2,6% dan bahkan bisa turun hingga 2%. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan global tahun ini, yakni 3%. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...