Profil Vale Indonesia, Raksasa Nikel Asal Brasil Incaran Pemerintah

Dzulfiqar Fathur Rahman
3 Januari 2023, 15:46
Hak konsesi Kontrak Karya (KK) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan berakhir pada Desember 2025. Perusahaan tambang nikel di Sulawesi Selatan tersebut belum memulai proses negosiasi kepada pemerintah Indonesia terkait perpanjangan kontrak karya tersebut menj
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Hak konsesi Kontrak Karya (KK) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan berakhir pada Desember 2025.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menegaskan kembali rencana pemerintah untuk menasionalisasi perusahaan pertambangan PT Vale Indonesia. Perusahaan ini menjadi semakin penting di tengah upaya pemerintah mendorong hilirisasi industri nikel.

Pemerintah berencana untuk menguasai kira-kira 51% saham dari Vale Indonesia lewat perusahaan pelat merah. Pelepasan saham atau divestasi ini menjadi syarat bagi perusahaan-perusahaan seperti Vale Indonesia untuk memperoleh izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Kontrak karya Vale Indonesia saat ini berlaku hingga akhir 2025.

Advertisement

Erick mengatakan pada Senin (2/1/2022) bahwa pemerintah telah membahas rencana pelepasan saham Vale Indonesia dalam rapat terbatas. Keputusan ini juga sudah dirundingkan dengan Presiden Joko Widodo dan para menteri terkait.

(Baca: BUMN Akan Terlibat dalam Divestasi Vale)

Nasionalisasi Vale Indonesia akan menandai babak baru dalam pengembangan industri nikel di dalam negeri. Perusahaan tersebut merupakan bagian dari Vale, sebuah raksasa pertambangan global asal Brasil. Vale adalah salah satu produsen terbesar untuk bijih besi dan nikel.

Pemerintah telah menguasai 20% saham Vale Indonesia lewat perusahaan induk pertambangan milik negara MIND ID. Vale Canada mengendalikan 43,79%, perusahaan pertambangan asal Jepang Sumitomo Metal Mining mengendalikan 15,03%, dan publik mengendalikan sisanya.

Indonesia hanya satu dari setidaknya 27 negara tempat Vale melakukan penambangan. Raksasa pertambangan Brasil itu mulai beroperasi di negara produsen nikel terbesar global ini sejak 1968.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement