Dari Bui ke Bui: Jatuh Bangun Anwar Ibrahim Sampai Jadi PM Malaysia

Amelia Yesidora
9 Januari 2023, 15:19
Istri Perdana Menteri MalaysiaÊAnwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail (kiri) didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kanan) saat berkunjung ke Masjid Istiqlal di Jakarta, Senin (9/1/2023). Kunjungan Wan Azizah Wan Ismail ke Masjid Istiqlal it
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Istri Perdana Menteri MalaysiaÊAnwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail (kiri) didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kanan) saat berkunjung ke Masjid Istiqlal di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Yang Mulia Dat' Seri Anwar Ibrahim pada Senin (9/1). Ini merupakan pertemuan bilateral pertama di 2023 yang digelar di Istana Bogor. 

Sejak pertama dilantik pada 24 November lalu, ini adalah lawatan perdana Anwar ke Indonesia. Dalam pertemuan ini, kedua kepala negara akan membahas masalah ketenagakerjaan, diskriminasi minyak sawit, hingga investasi Malaysia di Ibu Kota Negara Nusantara. 

“Saya mengharapkan lawatan ini akan dapat memperkukuhkan lagi hubungan kedua negara, di samping meneroka peluang kerjasama baharu menerusi perbincangan bersama Presiden Joko Widodo, Insya Allah," kata Anwar. 

Masuk Penjara di Usia 27

Lelaki kelahiran Cherok Tok Kun, Penang, 10 Agustus 1947 ini sudah akrab  dunia politik sejak masa kanak-kanak. Ayahnya adalah seorang pelayan rumah sakit yang masuk ke dunia politik dengan menjadi anggota parlemen UMNO pada 1959. Ibunya, Che Yan Hamid Hussein, pun aktif di organisasi Pergerakan Wanita UMNO. 

Adapun United Malays National Organisation alias Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu adalah partai politik nasionalis sayap kanan Malaysia. 

Kiprah politik Anwar Ibrahim dimulai sejak ia menjadi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Malaya sejak 1960-an. Pada 1971, ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia dan menjadi presiden organisasi ini hingga 1982. 

Di sinilah ia aktif menyuarakan tuntutan rakyat, termasuk salah satu yang menjadi tonggak politiknya: demonstrasi penyadap karet di daerah Baling pada 1974. Karena aksi itu, ia ditahan hingga hampir dua tahun lamanya. Kala itu usianya masih 27 tahun.

Dekat Dengan Mahathir Mohamad

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...