Aksi Ambil Untung Investor Akan Menghambat Gerak IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,78% ke level 6.536, tertinggi sejak awal 2021, pada perdagangan Rabu (13/10). Meski begitu, analis pasar saham menilai ada potensi koreksi pada perdagangan hari ini, kamis (14/10).
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan ada peluang IHSG hari ini melemah. Area resistance hari ini ada di level 6.650 dan 6.593. Sementara support di level 6.485 dan 6.434.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
Secara teknikal tren penguatan IHSG mulai terbatas dalam jangka pendek, sehingga memasuki area jenuh beli. Karenanya, Dennies mengindikasikan potensi koreksi pada indeks hari ini.
"Investor diperkirakan akan melakukan profit taking karena penguatan dua pekan terakhir sudah cukup signifikan," kata Dennies.
Memasuki Oktober 2021, IHSG sudah menguat 3,97%. Dennies mengatakan, ada sejumlah saham dengan berbagai rekomendasi, seperti Wijaya Karya (WIKA) dan Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) untuk hold. Sementara Semen Indonesia (SMGR) beli. Perusahaan Gas Negara (PGAS) untuk jual.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hasil analisis teknikalnya menunjukan adanya kemungkinan IHSG mendekati fase akhir dari rally wave. Level support IHSG hari ini berada di 6.479, 6.404, dan 6.343. Sementara level resistance di 6.617, 6.686, dan 6.799.