Rupiah Dibuka Menguat, Pembatasan Sosial Bisa Membayangi

Abdul Azis Said
30 Desember 2021, 10:08
Karyawan melayani nasabah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (6/11/2020). Berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hingga pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengu
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Karyawan melayani nasabah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (6/11/2020).

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,11% ke level Rp 14.240 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Penguatan didorong kekhawatiran pasar terhadap Omicron yang dinilai kembali mereda.

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah ke arah Rp 14.242 pada pukul 09.25 WIB. Namun ini belum mencapai level penutupan kemarin di Rp 14.256 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah. Yen Jepang terkoreksi 0,08%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,08%, peso Filipina 1,07%, rupee India 0,1% dan yuan Cina 0,04%. Sementara bath Thailand menguat 0,35% bersama ringgit Malaysia 0,22%, won Korea Selatan 0,2% dan dolar Singapura 0,07%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan berbalik menguat ke arah Rp 14.220 dengan potensi pelemahan di kisaran Rp 14.280 per dolar AS. Rupiah berpeluang menguat setelah kekhawatiran Omicron kembali mereda.

"Indeks dollar AS terlihat dalam tekanan, turun 0,28% pada perdagangan kemarin. Kekhawatiran pasar terhadap Omicron sedikit mereda," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (30/12).

Kekhawatiran Omicron masih dinamis, beberapa hari terakhir sentimen cenderung negatif terutama karena sejumlah negara dunia terutama di Amerika dan Eropa melaporkan lonjakan kasus yang tinggi. Namun laporan positif beberapa hari terakhir kemungkinan jadi pendorong penguatan hari ini.

Direktur Pusat Pengedalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat Rochelle Walensky mengatakan sekalipun kasus Covid-19 AS melonjak di tengah penyebaran Omicron, tetapi tingkat rawat inap relatif rendah.

"Dalam beberapa minggu yang singkat Omicron telah meningkat pesat di seluruh negeri, dan kami memperkirakan akan terus beredar dalam beberapa minggu mendatang. Sementara kasus secara keseluruhan telah meningkat secara substansial dari minggu lalu, rawat inap dan kematian tetap relatif rendah sekarang," kata dia dikutip dari Reuters.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...