• Yusuf Mansur memperkenalkan Adiyansyah, Direktur PT Adi Partner Perkasa, kepada para jamaah Masjid Darussalam, Kota Wisata Bogor sebagai pengusaha batu bara sukses asal Kalimantan Selatan.
  • PT Adi Partner Perkasa, di mana Yusuf Mansur menjabat sebagai Komisaris Utama, akhirnya melakukan penipuan terhadap 250 jamaah dengan total kerugian Rp 55 miliar.
  • Yusuf Mansur pernah menyebut sudah mengembalikan Rp 23 miliar kepada para investor, tetapi para jamaah mengaku tidak pernah menerimanya. 

Adiyansyah mulai muncul di hadapan para jamaah Masjid Darussalam, Kota Wisata Bogor pada Juni 2009 silam. Da’i kondang Yusuf Mansur menjadi orang yang bertanggung jawab memperkenalkan Adiyansyah kepada para jamaah itu. Kala itu, Yusuf Mansur bahkan melakukan presentasi soal investasi batu bara kepada para jamaah. 

Yusuf Mansur memperkenalkan Adiyansyah sebagai Direktur PT Adi Partner Perkasa. Perusahaan ini diklaim punya izin usaha pertambangan di sejumlah lokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. 

“Saat itu Pak Ustadz [Yusuf Mansur] juga mengaku sebagai Komisaris PT Adi Partner Perkasa,” kata Zaini Mustofa, salah seorang jamaah Masjid Darussalam. 

Adiyansyah mencitrakan diri sebagai seorang ‘Crazy Rich’ dari Kalimantan Selatan. Ia sesumbar punya segunung batu bara yang siap ditambang. Itulah alasan utamanya mendatangi jamaah di masjid tersebut. Ia pun mengundang para jamaah untuk berinvestasi. Adiyansyah menjanjikan keuntungan 28% setiap bulan bagi para investor tersebut.

Namun, Adiyansyah adalah orang asing bagi para jemaah. Bagaimana mungkin calon investor bisa percaya begitu saja dengan sosok asing ini? 

“Kuncinya ada di Yusuf Mansur,” kata Zaini.

Menurut Zaini, para jamaah tidak mengenal Adiyansyah. Namun, karena Yusuf Mansur getol mempromosikan investasi tersebut, mereka pun percaya begitu saja. Setelah itu, para investor berbondong-bondong menyetorkan uangnya. 

Jumlahnya fantastis. Setoran paling besar bisa mencapai Rp 5,6 miliar dari satu investor saja. Selain itu, ada juga yang jumlahnya puluhan hingga ratusan juta. Zaini sendiri ikut berinvestasi sebanyak Rp 80 juta. 

Guna mengakomodir animo investor, Adiyansyah dan Yusuf Mansur lantas membentuk satu unit usaha khusus di bawah bendera PT Adi Partner Perkasa. Unit itu diberi nama Jabal Nur dengan fungsi utama memayungi para investor batu bara tersebut.

Dana investasi disetorkan lewat baitul mal wa tamwil (BMT) Darussalam Madani, baru nantinya diserahkan kepada PT Adi Partner Perkasa. Atas jasanya tersebut, BMT Darussalam mendapatkan porsi 3% yang diambil dari keuntungan investor. Selain itu menurut Zaini, sebanyak 14% dari total keuntungan investor juga dialihkan sebagai ‘sedekah’ kepada Yayasan Darul Qur’an milik Yusuf Mansur.

“Jadi dari 28% keuntungan yang dijanjikan, sebetulnya kami cuma dapat 11%,” kata Zaini.

Masjid Darussalam Kota Wisata
Masjid Darussalam Kota Wisata (Youtube Masjid Darussalam)
 

 

Kunjungan ke Lokasi

Adiyansyah melakukan berbagai cara untuk mengutip uang dari investor. Ia misalnya pernah mengajak belasan jamaah masjid mengunjungi tambang batu bara. Lokasinya ada di Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Salah seorang jamaah yang ikut ke lokasi tambang bercerita, mereka tidak keluar uang sepeserpun saat itu. Beberapa investor kakap bahkan diberikan kursi pesawat kelas bisnis. 

“Kami ke lokasi tambangnya saja naik Alphard,” kata jamaah tersebut.

Pada kesempatan lain, Adiyansyah juga pernah memberikan uang muka pembelian untuk delapan unit mobil merk Lexus kepada para jemaah. Mobil-mobil itu dipamerkan di pelataran Masjid Darussalam pada suatu sore di penghujung 2009. 

Para jamaah yang penasaran berkumpul di sekitar mobil-mobil itu tanpa diundang. Adiyansyah lantas mengatakan kalau mobil-mobil itu diberikan kepada para nasabah yang investasinya mencapai miliaran rupiah. 

“Mobil itu sebenarnya bukan dikasih gratis. Kami cuma dibantu bayarin uang muka,” kata salah seorang investor.

Strategi pamer kesuksesan ini membuat para investor membenamkan uangnya lebih dalam. Zaini bercerita setelah kunjungan ke lokasi tambang dan aksi pamer mobil itu, para jamaah yang sebelumnya ragu berinvestasi jadi kian yakin.

Salah seorang kolega Zaini bahkan pernah memberikan Rp 3 miliar kepada dirinya sebagai modal investasi. Padahal, kala itu ia cuma berminat meminjam Rp 300 juta saja. “Waktu itu kan pakai cek. Sama dia ditambahin nol-nya satu jadi Rp 3 M,” kata Zaini.

Merasa jumlahnya terlalu besar, Zaini lantas mengurungkan niatnya. Ia akhirnya cuma berinvestasi sebesar Rp 80 juta saja. 

Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement