Masih Turun, Peluang Incar Apartemen Murah di Kota Tangerang
Kota Tangerang mungkin termasuk salah satu wilayah dengan pasar properti yang cukup tangguh terhadap guncangan pandemi Covid-19. Namun, tampaknya hal ini tidak berlaku bagi pasar apartemen di wilayah berjuluk Kota Benteng tersebut.
Berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) 2021, indeks harga apartemen di Kota Tangerang terus menurun selama pandemi Covid-19, melanjutkan tren sejak 2019 lalu. Titik terendahnya tercapai pada kuartal pertama (Q1) 2021 dengan penurunan sebesar 3,2 persen secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ).
Padahal, indeks harga properti gabungan di Kota Tangerang terbilang masih kokoh berdiri di tengah pandemi Covid-19. Walaupun sempat melambat, bahkan turun 2,5 persen pada kuartal keempat (Q4) 2020 dibanding kuartal sebelumnya, pasar properti di Kota Tangerang berhasil pulih pada kuartal pertama (Q1) 2021 dengan kenaikan sebesar 8,3 persen secara kuartalan.
Begitu pula dengan indeks harga rumah tapak di Kota Tangerang yang terus melambung bahkan melonjak 8,4 persen pada kuartal pertama 2021 secara kuartalan (QoQ).
Secara tahunan atau year-on-year (YoY), indeks harga apartemen jatuh paling parah pada kuartal pertama (Q1) 2021 sebesar 8,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara, indeks harga gabungan di Kabupaten Tangerang mencapai kenaikan tertinggi pada kuartal pertama 2021, yakni sebesar 12,3 persen dan indeks harga rumah tapak meningkat paling tinggi sebesar 15,6 persen pada kuartal pertama 2021 secara tahunan.
Situasi ini jauh berbeda dengan empat tahun lalu ketika indeks harga apartemen di Kota Tangerang jauh lebih tinggi dibanding indeks harga rumah tapak. Indeks harga apartemen memang sudah disalip indeks harga rumah tapak di Kota Tangerang sejak kuartal kedua (Q2) 2018. Akan tetapi, saat ini indeks harga apartemen berada di titik terendahnya.
Walaupun sejak awal indeks harga apartemen di Kota Tangerang tak pernah melejit, tapi penurunan harga sebesar 8,6 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2021 bisa menjadi peluang untuk memiliki hunian murah atau investasi di masa depan.
Kota Tangerang pun masuk lima wilayah dengan indeks harga apartemen terendah di Jabodetabek pada kuartal pertama 2021. Walaupun tidak serendah Jakarta Selatan yang kini menempati level 96,4 atau Jakarta Timur yang menduduki level 99,5, indeks harga apartemen di Kota Tangerang termasuk salah satu yang terdampak paling parah oleh pandemi Covid-19.
Rumah.com Indonesia Property Market Index mencatat penurunan yang dialami indeks harga apartemen di Kota Tangerang pada kuartal pertama (Q1) 2021 sebesar 8,6 persen secara tahunan adalah yang terparah kedua setelah Jakarta Pusat.
Indeks harga apartemen di Jakarta Pusat jauh lebih terpuruk, yakni dengan penurunan sebesar 12,4 persen pada kuartal pertama (Q1) 2021 dibanding tahun sebelumnya pada kuartal yang sama (YoY). Sementara, Jakarta Barat berada di posisi ketiga dengan penurunan sebesar 7,6 persen pada kuartal pertama (Q1) 2021 secara tahunan.
Posisi terendah indeks harga apartemen di Kota Tangerang justru menjadi peluang besar bagi para pemburu properti di Jabodetabek karena berpotensi menguntungkan setelah Indonesia pulih dari pandemi Covid-19.
Banyak Perguruan Tinggi dan Akses Transportasi Massal
Kota Tangerang merupakan salah satu wilayah di Jabodetabek yang memiliki banyak perguruan tinggi. Pada 2020, setidaknya terdapat 29 perguruan tinggi berupa sekolah tinggi, universitas, maupun politeknik. Kebanyakan termasuk sebagai universitas swasta elit yang cukup popular di Indonesia. Mulai dari Bina Nusantara (Binus), Swiss-German University (SGU), Surya University, hingga Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).
Selain itu, perguruan tinggi di daerah Tangerang seperti Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan pun berada tak jauh dari perbatasan dengan Kota Tangerang seperti Universitas Pelita Harapan (UPH), Prasetiya Mulya, dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh para pemburu properti, terutama setelah pandemi Covid-19 bisa dikendalikan sehingga kuliah tatap muka kembali dibuka. Sekalipun pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi tren baru yang digadang-gadang bakal permanen, kebanyakan perguruan tinggi lebih menyukai sistem hybrid yang memungkinkan digelarnya kuliah tatap muka dan PJJ secara bergantian.
Pemilik apartemen bisa kembali menyewakan properti mereka kepada mahasiswa yang akan mengikuti kuliah tatap muka di kampus.
Di sisi lain, akses transportasi massal Kota Tangerang juga cenderung lebih memadari dan bervariasi ketimbang wilayah Kabupaten Tangerang maupun Tangerang Selatan.
Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line relasi Duri-Tangerang bisa diakses melalui empat stasiun, yakni Stasiun Tangerang, Stasiun Tanah Tinggi, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Poris.
Sementara, Koridor 13 Transjakarta bisa diakses dari Halte CBD Ciledug, Ciledug Puri Beta 2, dan Ciledug Puri Beta 1. Ada pula rute Transjakarta pengumpan atau feeder yang berakhir di Poris Plawad.
Rencana MRT East-West pun akan melintasi Kota Tangerang sebelum berakhir di Balaraja, Kabupaten Tangerang. Dengan begitu, akses transportasi massal di Kota Tangerang akan lebih dapat diandalkan dan memanjakan penduduk maupun pemilik properti.
Oleh karena itu, turunnya indeks harga apartemen di Kota Tangerang menjadi peluang besar bagi mereka yang ingin memiliki hunian murah maupun berinvestasi lewat sewa properti.