Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti?

RUMAH.COM
14 Juli 2021, 14:55
Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti?
ANTARA FOTO/ Reno Esnir/rwa.

Sejumlah pakar mengatakan pandemi Covid-19 cukup memberi pengaruh terhadap pasar properti, khususnya dari sisi konsumen. Tak sedikit yang menyebut pusat-pusat kota besar dan padat seperti Jakarta akan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Bukan cuma soal jarak, perilaku konsumen terhadap pemilihan jenis properti, seperti apartemen atau rumah tapak, juga ikut berubah.

Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Consumer Division Bank BTN Suryanti Agustinar dalam salah satu acara Rumah.com mengatakan konsumen semakin senang punya rumah tapak jauh dari Jakarta lantaran bisa bekerja dari rumah alias work from home (WFH).

Namun, ternyata tidak semua wilayah DKI Jakarta benar-benar ditinggalkan oleh konsumen properti.

Grafik 1.1 Persentase Tren Pencarian Properti di Jabodetabek via  Rumah.com pada Kuartal Pertama 2021
Grafik 1.1 Persentase Tren Pencarian Properti di Jabodetabek via  Rumah.com pada Kuartal Pertama 2021 (Rumah.com)



Berdasarkan data tren pencarian properti di  Rumah.com, tidak semua wilayah Jakarta ditinggalkan oleh para pemburu properti.

Jakarta Selatan dan Jakarta Timur masih menjadi daerah paling favorit di wilayah Jabodetabek pada kuartal pertama (Q1) 2021. Bahkan, daerah Jakarta Selatan meraup hampir seperempat konsumen properti di Jabodetabek yang mencari hunian melalui situs Rumah.com. Sementara Jakarta Timur kini setara dengan Kota Depok yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan.

Jakarta Barat menempati posisi kelima, masih unggul ketimbang Kota Tangerang Selatan. Adapun Jakarta Utara mencatat persentase pencarian yang sama dengan Kabupaten Bogor. Wilayah Jakarta Pusat paling sedikit dicari di DKI Jakarta, meskipun masih unggul ketimbang Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Bogor.

Grafik 1.2 Indeks Harga Properti Gabungan (Rumah Tapak dan Apartemen) di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021)
Grafik 1.2 Indeks Harga Properti Gabungan (Rumah Tapak dan Apartemen) di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021) (Rumah.com)



Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) 2021 mencatat tren harga properti yang berbeda-beda di setiap kota administrasi di DKI Jakarta.

Jakarta Timur merupakan wilayah paling cemerlang dibandingkan dengan wilayah lain. Meskipun cenderung stagnan akhir-akhir ini, indeks harga properti gabungan di Jakarta Timur tidak pernah minus selama pandemi berlangsung. Peningkatan tertinggi secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) dicapai pada kuartal ketiga 2020, yakni sebesar 2,5 persen. Adapun secara tahunan atau year-on-year (YoY), kenaikan tertinggi terjadi pada kuartal kedua 2020, yaitu sebesar 6,1 persen.

Sementara itu, indeks harga properti gabungan di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat cenderung fluktuatif.

Di Jakarta Selatan, kenaikan tertinggi terjadi pada kuartal kedua 2020 dengan peningkatan sebesar 3,1 persen dibanding kuartal sebelumnya, sedangkan penurunan terparah terjadi pada kuartal keempat 2020 dengan penurunan sebesar dua persen secara kuartalan. Namun, secara tahunan tidak terlihat penurunan sama sekali.

Di Jakarta Pusat, indeks harga properti gabungan hanya pernah naik sekali, yakni pada kuartal ketiga 2020 dengan peningkatan sebesar 4,9 persen dibanding kuartal sebelumnya, sisanya minus. Kejatuhan terparah terjadi pada kuartal keempat 2020 dengan penurunan sebesar 2,6 persen secara kuartalan. Adapun secara tahunan, penurunan baru terlihat pada kuartal pertama 2020, yakni sebanyak 1,6 persen.

Jakarta Utara dan Jakarta Barat terlihat stagnan, tapi cenderung terus merosot setiap kuartalnya. Indeks harga properti gabungan di Jakarta Utara terparah turun sebesar 1,8 persen secara kuartalan pada kuartal keempat 2020 dan 0,3 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2021. Adapun indeks harga properti gabungan di Jakarta Barat terparah turun sebesar 0,5 persen secara kuartalan pada kuartal keempat 2020 dan 1,1 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2021.

Grafik 1.3 Indeks Suplai Properti Gabungan (Rumah Tapak dan Apartemen) di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021)
Grafik 1.3 Indeks Suplai Properti Gabungan (Rumah Tapak dan Apartemen) di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021) (Rumah.com)



Di sisi lain, suplai properti di DKI Jakarta tampaknya tidak banyak terganggu oleh pandemi Covid-19. Seluruh kota administrasi di DKI Jakarta juga mengalami tren kenaikan yang hampir serupa, hanya sempat sedikit turun pada kuartal ketiga (Q3) 2020.

Dengan begitu, fluktuasi indeks harga properti lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan permintaan hunian di masing-masing kota administrasi. Dari indeks harga properti gabungan, dapat disimpulkan Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara menjadi wilayah yang mulai ditinggalkan konsumen properti di Jabodetabek. Adapun Jakarta Selatan dan Jakarta Timur masih cukup diminati oleh para pemburu properti di tengah pandemi Covid-19.

Grafik 1.4 Indeks Harga Rumah Tapak di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021)
Grafik 1.4 Indeks Harga Rumah Tapak di DKI Jakarta Rumah.com Property Market Index (Q1 2020-Q1 2021) (Rumah.com)



Dari sisi indeks harga rumah tapak, Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) 2021 mencatat perbedaan tren dengan indeks harga properti gabungan terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

Halaman:
Penulis: Padjar Iswara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...