Contoh Aplikasi Gelombang Cahaya di Kehidupan Sehari-Hari

Image title
24 September 2021, 11:04
Contoh efek gelombang cahaya
Unsplash
Contoh efek gelombang cahaya

Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium, berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide yang berbentuk osilasi halus berulang.

Selain radiasi elektromagnetik, gelombang juga terdapat pada medium di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.

Ada dua macam gelombang, yakni gelombang bunyi dan gelombang cahaya. Gelombang bunyi digunakan dalam teknologi Ultrasonografi atau USG, untuk mengetahui keadaan janin dalam kandungan.

Lalu, bagaimana dengan gelombang cahaya? Sebelum pembahasan yang lebih dalam, sebaiknya ketahui dahulu definisi cahaya.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik atau spektrum tampak), di mana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya.

Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).

Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel yang disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang cahaya dikategorikan sebagai gelombang transversal.

Ciri Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya memiliki empat ciri khusus, yakni:

  1. Gelombang Cahaya bisa merambat dalam ruang hampa dan tanpa medium apapun, karena merupakan gelombang elektromagnetik. 
  2. Gelombang cahaya merupakan gelombang transversal, yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya. 
  3. Gelombang cahaya dapat dipantulkan jika mengenai sebuah bidang, baik rata ataupun tidak.
  4. Gelombang cahaya dapat diteruskan melalui medium gas, air, ataupun padat. 

Sifat Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

Merambat Lurus

Sifat cahaya yang satu ini sepertinya merupakan sifat yang paling umum yang paling mudah temukan. Secara natural atau alamiah cahaya akan memiliki arah rambatan yang lurus, jika ingin membuktikannya, bisa mencoba menyalakan senter, laser atau flashlight di ponsel pintar. Perhatikan sinarnya dapat berubah jika ada gangguan dari faktor eksternal seperti medium rambatan atau dari pergerakan sumber cahaya.

Contoh efek gelombang cahaya
Contoh gelombang cahaya yang mengalami pembiasan membuat pensil dalam gelas yang berisi air seakan-akan patah atau bengkok. (Unsplash)

Dapat Dibiaskan (Refraksi)

Refraksi merupakan perubahan arah cahaya datang yang merambat dari medium ke medium yang lain, pembiasan biasanya terjadi karna adanya perbedaan indeks bias, dan besarnya perubahan arah yang dihasilkan tergantung dengan index bias kedua mediumnya. Contoh yag paling sering ditemukan adalah sedotan dalam gelas berisi air yang terlihat sekan-akan patah, hal ini dikarenakan udara dan air memiliki indeks bias yang berbeda.

Dapat Diserap (Absorpsi)

Ketika sebuah bahan atau material transparan yang terkena cahaya, maka sebagian energi dari cahaya tersebut akan terdispasi (berkurang) oleh material atau bahan tersebut menjadi energi panas. Hal ini terjadi secara alami pada mata kita, untuk melihat warna disekitar kita.

Dapat Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening, contoh paling umumnya adalah lampu rumah. Cahaya dapat menembus kaca pada bohlam lampu rumah sehingga bisa menerangi satu ruangan rumah .

Dapat diuraikan (Dispersi)

Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih melewati medan pembias.

Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai medan pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua kali, yakni saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma.

Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara alami. Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi berbagai cahaya tampak yang kita sebut sebagai pelangi.

Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.

Interferensi cahaya dibagi dua, yakni interferensi celah ganda dan interferensi pada selaput tipis.

Interferensi memiliki 2 sifat yang bertolak belakang yaitu membangun atau disebut interferensi konstruktif dan merusak atau disebut interferensi destruktif. Akibat dari kedua sifat ini interferensi cahaya memiliki 2 pola yaitu pola terang dan pola gelap.

  • Pola Terang dihasilkan karena superposisi yang konstruktif atau saling menguatkan.
  • Pola Gelap dihasilkan karena superposisi yang destruktif atau saling melemahkan.

Agar interferensi terjadi diperlukan 2 syarat, yaitu:

  • Sumber cahaya harus koheren, yaitu fasenya tetap (satu terhadap yang lain) dan frekuensi yang sama
  • Sumber cahaya harus monokromatis, yaitu hanya mempunyai panjang gelombang tunggal
  • Interferensi cahaya pada celah ganda

Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar.

Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat ditulis sebagai:

Perhatikan gambar diatas, jika sudut nya sangat kecil (sin θ ≈tan θ sehingga nilai sin θ  sebesar y/l, maka persamaannya menjadi:

Pola terang: 

 

Pola gelap: 

 

Keterangan:

d = jarak antar celah (m)
θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,…)
λ = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)

  • Interferensi pada Selaput Tipis

Sesuai dengan namanya, interferensi ini terjadi di pada lapisan tipis contohnya seperti sabun dan minyak. Pada percobaan ini didapatkan bahwa jika sinar monokromatik mengenai lapisan tipis maka sebagian cahaya akan dipantulkan dan sebagiannya lagi akan dibiaskan dan kemudian dipantulkan lagi, kombinasi keduanya akan menyebabkan terjadinya interferensi.

Seberkas cahaya datang pada selaput tipis dan membentuk sudut i, kemudian sebagian cahaya tersebut dipantulkan di bagian atas membentuk pantulan AE, dan sebagian lagi dibiaskan membentuk ABC dan kemudian keduanya saling berinterferensi ke titik P. Dalam interferensi selaput lapis, juga terdapat 2 persamaan, yaitu:

Persamaan untuk interferensi maksimum di P (pola terang)

Persamaan untuk interferensi minimum di P (pola gelap)

Keterangan:

d = tebal lapisan

n = indeks bias lapis tipis

r = sudut bias sinar

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...