Mengenal Bentuk, Susunan, dan 5 Jenis Rumah Adat Riau

Dwi Latifatul Fajri
29 September 2021, 11:31
Gambar Rumah Adat Riau
flickr.com/varell18_constantine

Indonesia memiliki beragam budaya yang berpengaruh pada rumah adat. Satu satu rumah adat yang unik dan menarik berasal dari Riau. Riau adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang berada di bagian tengah.

Riau memiliki beragam rumah adat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Ciri khas rumah di Sumatera adalah rumah panggung dan memiliki ornamen khas.

Rumah Adat Riau

1. Selasar Jatuh Tunggal

Salah satu nama rumah adat Riau adalah Selaso Jatuh Kembar. Rumah adat ini digunakan untuk rapat adat dan tempat tinggal. Rumah panggung ini memiliki serambi keliling yang lantainya lebih rendah.

Mengutip dari laman badanpenghubung.riau.go.id, Selasar Jatuh Tunggal memiliki hiasan dan ukiran yang menjadi status sosial pemilik rumah. Ornamen tersebut berpola ombak, lebah bergantung, semut beriring, itik pulang petang, kalok paku, pucuk rebung, dan sayap layang-layang.

Bagian atap ada hiasan kayu yang mencuat bersilangan. Kayu tersebut memiliki ukiran, yang melambangkan perwujudan adat. Tiap jenis ukuran mengacu pada lambang dan makna tertentu.

2. Rumah adat Atap Lontiak

Rumah adat ini merupakan tempat tinggal suku Melayu di Lima Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Rumah persegi panjang dan berbentuk rumah panggung. Rumah panggung diangun untuk menghindari banjir, serangan binatang buas, dan menyimpan barang.

Bentuk atap rumah Lontiak melengkung ke atas. Bagian melengkung ini melambangkan awal dan akhir hidup manusia untuk kembali pada Tuhan.

3. Rumah adat Atap Limas

Bentuk rumah bertingkat-tingkat yang memiliki makna di setiap tingkat. Masyarakat Riau menyebut tingkatan rumah ini sebagai bengkilas. Tingkatan rumah berisi lima ruangan disebut kekijing. Lima ruangan ini menjadi simbol lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, martabat, pangkat.

4. Rumah adat Kajang

Rumah ini sebenarnya berada di Kepulauan Riau yang sudah berpisah dari Provinsi Riau. Suku Melayu menamakan rumah ini dari bentuk atap bangunan.

Melansir dari lama bulukumbakab.go.id, konstruksi rumah memakai bahan alami. Suku Kajang memakai daun nipa dan alang-alang untuk atap. Rotan dan ijuk dipakai sebagai pengikat bambu untuk lantai dan dinding.

Membangun rumah Kajang dibutuhkan tiga balok pasak atau sulur bawah (padongko) melintang dari sisi kiri ke sisi kanan rumah. Balok ini untuk mengikat kesatuan tiang dalam satu jejeran pada bagian atas rumah. Ada juga balok besar yang melintang dari sisi kiri ke kanan.

5. Rumah Singgah

Salah satu cagar budaya di kota Pekanbaru adalah Rumah Singgah. Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, Rumah Singgah Sultan Siak adalah bangunan bersejarah yang berkembang dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Menurut sejarah, wilayah Senapelan (Pekanbaru) merupakan ibukota Kerajaan Siak Sri Indrapura. Wilayah ini pada masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sekita tahun 1775.

Beliau memindahkan pusat kerajaan Siak dari Mempura ke Senapelan. Hal ini karena faktor ekonomi dan politik yang berkembang di Riau. Rumah Singgah dibangun tahun 1895 berbentuk rumah Panggung.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...