Nikmati Akhir Pekan di Waduk Jatigede Sembari Makan Ikan Bakar

Image title
1 Oktober 2021, 17:40
Seorang nelayan mencari ikan di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan anggaran Rp30 miliar kepada Pemkab Sumedang untuk pengembangan wisata di sekitar Waduk Jatigede untuk menjadi
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.
Seorang nelayan mencari ikan di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan anggaran Rp30 miliar kepada Pemkab Sumedang untuk pengembangan wisata di sekitar Waduk Jatigede untuk menjadi kawasan wisata unggulan Jawa Barat.

Bila berkunjung ke Kabupaten Sumedang, jangan sampai melewatkan Waduk Jatigede dalam salah satu daftar rekreasi. Ada beragam wahan wisata yang disuguhkan di waduk tersebut dari wisata air hingga pemandangan alamnya yang membuat terhenyak mata.

Waduk yang telah direncakan sejak zaman Hindia Belanda ini ternyata baru mulai dibangun tahun 2008 pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi penuh pada 2017.

Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter kubik air. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia.

Asal Usul Waduk Jatigede

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Akan tetapi, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat.

Setelah mendapat penolakan dari masyarakat, pihak pemerintah pun kembali memutar akal agar waduk itu bisa tergali. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Jatinunggal.

Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982. Desain pembangunan waduk ini dilakukan pada tahun 1988, dan disambung 20 tahun kemudian yaitu proses konstruksi pada tahun 2007-2015. Pada 31 Agustus 2015 dilakukan penggenangan waduk sekaligus peresmian oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono. Waduk Jatigede dibangun dengan biaya anggaran hingga mencapai US$ 467 juta atau setara dengan Rp 6,54 triliun (dengan kurs rupiah Rp 14.000 per dolar).

Waduk dan Manfaat Kehidupan

Serupa dengan waduk lainnya, Waduk Jatigede pun mempunyai fungsi utama untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Selain itu juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Waduk Jatigede difungsikan sebagai pusat pengairan untuk 90 ribu hektar lahan pertanian produktif di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka.

Adapun fungsi utama dari waduk yang menenggelamkan 28 desa di 4 kecamatan (Jatigede, Wado, Darmaraja, dan Jatinunggal) di Kabupaten Sumedang ini adalah untuk mengairi areal persawahan di wilayah kabupaten hilir.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...