7 Makanan Khas Aceh dengan Keunikan Rempah yang Menggugah Selera

Image title
14 Oktober 2021, 13:48
Makanan khas Aceh
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa/rwa.
Pedagang melayani pembeli kuah beulagong atau kuah kari kambing khas Ramadhan di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (15/4/2021). Kuah beulagong merupakan salah satu kuliner tradisional Aceh yang dimasak pada hari-hari tertentu seperti kenduri dan menjadi menu khas berbuka puasa yang dijajakan pedagang musiman pada bulan Ramadhan.

Aceh tak hanya dikenal lewat tarian saman yang mendunia. Kuliner dan komoditas kopi Gayo juga populer. Kopi Sanger merupakan minuman yang begitu melekat dengan masyarakat Aceh. Minuman ini begitu unik karena dibuat dengan menggunakan saringan kerucut.

Selain itu, daerah yang menerapkan hukum Islam ini juga menjadi surga bagi pecinta kuliner. Ragam hidangan khas Aceh yang kaya rempah dapat menjadi referensi bagi Anda untuk mengeksplorasi cita rasa yang berbeda.

Advertisement

Makanan Khas Aceh

Salah satu kuliner yang terkenal adalah Mi Aceh. Hidangan ini banyak dijumpai di sejumlah kota di Indonesia. Namun banyak hidangan khas tanah Serambi Makkah ini. Berikut 7 makanan khas Aceh yang bisa jadi referensi kuliner Anda.

1. Kuah Plik

Kuah Plik diolah dengan sangat sederhana dan bahan sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar tradisional. Hidangan ini berisi terong hijau, daun melinjo, nangka muda, kacang panjang, buah melinjo, dan kelapa parut.

Proses pembuatan kuah plik pun sangat mudah, namun yang menjadi pembeda antara kuah plik dengan sayuran lemak lainnya adalah bumbu yang digunakan. Kuah plik wajib menambahkan bumbu utama berupa plik u.

Plik u merupakan kelapa yang telah dibusukkan. Daging kelapa diparut dan kemudian sengaja dibiarkan dalam kurun waktu tertentu hingga minyaknya keluar. Hal ini sama seperti dengan fermentasi tapai.

Rasa kuah plik saat pertama menyantapnya terasa ada tekstur parutan kelapa. Aroma dari kuah plik ini juga khas karena adanya campuran plik u.

2. Jruek Drien

Di Provinsi Aceh bagian pesisir barat, dikenal khas dengan kuliner berupa jruek drien ataupun bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘asam durian’.

Jika kuah plik merupakan fermentasi kelapa, jruek drien juga dibuat dari proses fermentasi durian.

Durian yang akan dijadikan jruek biasanya durian yang sudah masam. Selanjutnya, daging durian tersebut dipisahkan dari bijinya dan ditampung dalam stoples dalam kurun waktu seminggu. Semakin asam dan pekat jruek tersebut, maka kualitas rasanya semakin enak.

Selain jruek drien dikenal juga dengan gulai jruek mancang . Rasanya
pun hampir sama, tetapi jruek mancang sering dibuat untuk gulai ikan payau. Bagi anak-anak, menyantap jruek drien ada kesenangan tersendiri, yakni berusaha menemukan udang yang tersembunyi di dalam gulai tersebut.

Berbeda dengan kuah plik, gulai jruek drien jarang dijumpai di rumah makan. Jadi, bagi yang ingin mencicipinya, dapat meminta kesediaan masyarakat setempat untuk memasakkannya atau membuatnya sendiri di rumah.

3. Ayam Tangkap

Kuliner Aceh yang satu ini memiliki nama yang unik. Disebut Ayam Tangkap karena ada potongan ayam yang bersembunyi di antara daun kari dan daun pandan yang telah digoreng.

Ayam tangkap merupakan kuliner khas Aceh Besar yang banyak dijumpai di rumah makan khas Aceh Besar ataupun rumah makan di seputar Banda Aceh. Rasa yang nikmat dan keharuman dari daun kari juga daun pandan menjadikan pengalaman bersantap yang unik.

Ayam tangkap lazim disajikan dengan kecap manis yang dicampurkan dengan potongan bawang dan cabai sebagai sambal cocol. Ayam tangkap menjadi menu andalan rumah makan khas Aceh Rayeuk dan beberapa rumah makan yang ada di Aceh Besar dan Banda Aceh.

Satu porsi ayam tangkap diolah dari satu ayam utuh, kemudian ayam tersebut dicincang bersama dengan daun kari dan daun pandan untuk digoreng. Ayam tangkap yang disajikan kepada pelanggan akan bersembunyi di antara daun kari dan daun pandan.

4. Kari Kambing

Kari kambing jika di Aceh Besar dikenal dengan kuah beulangong. Dikatakan demikian karena pada saat pemasakan kari kambing ini membutuhkan beulangong (kuali) yang sangat besar agar seluruh bumbu dan rempah benar-benar dapat tertampung. Makanya, masyarakat di Banda Aceh dan Aceh Besar mengatakan kari kambing dengan istilah kuah beulangong.

Sebenarnya, tidak ada yang berbeda antara kari kambing khas Aceh dan kari kambing yang ada di seluruh Indonesia. Hanya saja, ciri khas makanan aceh yang satu ini dikenal lebih pekat dan gurih. Hal ini disebabkan gulai kari kambing Aceh menggunakan bahan penyedap berupa kelapa gongseng atau sangrai (u teulhe).

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement