Rumah Adat Aceh dan Makna Arsitekturnya

Image title
15 Oktober 2021, 14:52
Rombongan wisatawan mengunjungi rumah adat Aceh.
ANTARA FOTO/Ampelsa/hp.
Rombongan wisatawan mengunjungi rumah adat Aceh.

Rumah adat Aceh merupakan hasil dari ragam kebudayaan yang dimiliki provinsi di ujung barat Indonesia ini. Rumah tradisional ini merupakan identitas daerah serta mencerminkan karakter dan filosofi masyarakat daerah tersebut.

Mengutip buku “Arsitektur Rumah Tradisional Aceh” oleh Herman RN dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rumah adat Aceh lebih dikenal dengan sebutan Rumoh Aceh atau Krong Bade dan sebenarnya, masyarakat Aceh tidak mengenal istilah rumah adat.

Dahulu, masyarakat Aceh membentuk rumah mereka sama atau nyaris sama satu dengan lainnya, yakni berbentuk panggung, memiliki serambi depan, tengah, dan belakang. Karenanya, rumah Aceh lebih tepat dikatakan rumah tradisional masyarakat Aceh.

Rumah Adat Aceh Sekarang

Corak Rumoh Aceh sudah ada sejak zaman kerajaan. Hingga saat ini, corak tersebut masih ada, hanya saja sudah jarang ditemukan. Gambaran rumah adat yang sering menjadi rujukan adalah rumah panggung yang terletak di kawasan Museum Aceh, yang menjadi salah satu destinasi wisata.

Sebenarnya, bangunan tersebut bukan satu-satunya Rumoh Aceh. Rumah yang sama terdapat pula di pelosok-pelosok perkampungan, namun kondisinya sudah tidak terawat dan sudah mengalami renovasi, seperti penambahan kamar dan beton. Hal ini menghilangkan kekhasan Rumoh Aceh yang terbuat dari kayu dan papan.

Sebenarnya ada beberapa rumah adat Aceh lainnya yang bisa dijadikan rujukan. Jika berjalan-jalan ke Gampong Lampisang, Aceh Besar, terdapat rumah dengan bentuk dan corak persis seperti Rumoh Aceh. Bangunan ini dulunya merupakan rumah pahlawan Aceh, Cut Nyak Dhien.

Bukan hanya Cut Nyak Dhien, rumah pahlawan lainnya, Cut Meutia, juga memiliki bentuk dan corak seperti Rumoh Aceh. Rumah ini terletak di Matangkuli, Aceh Utara. Ketiga rumah tersebut masih khas dan tradisional, baik dari segi bentuk maupun unsur bangunannya.

Makna Arsitektur Rumah Adat Aceh

Rumah tradisional Aceh mirip dengan rumah adat daerah lainnya, yaitu berbentuk panggung. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi risiko gangguan alam, seperti bencana banjir atau serangan binatang buas.

Kolong

Jarak antara tanah dengan lantai Rumoh Aceh mencapai 2,5 meter. Namun, di beberapa perkampungan terdapat rumah tradisional dengan jarak tanah dengan lantai mencapai 3 meter.

Jarak tersebut dimaksudkan agar rumah yang dibangun tidak mengganggu aktivitas masyarakat, sehingga orang masih bisa berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan lainnya di bawah rumah.

Kolong rumah tradisional Aceh memiliki banyak kegunaan. Mayoraitas masyarakat Aceh yang bermata pencaharian sebagai petani atau nelayan memanfaat kolong untuk menyimpan hasil tani atau hasil melaut.

Sementara, bagi anak-anak, kolong rumah sering digunakan untuk bermain permainan tradisional, seperti simbang, congkak, dan pingpong.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...