Mengenal 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S

Dwi Latifatul Fajri
28 Oktober 2021, 15:01
7 Pahlawan Revolusi
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan pada perwira di militer yang gugur dalam tragedi G30S atau gerakan 30 September. Ketika itu, ada pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang bertujuan mengubah ideologi bangsa Indonesia.

Menurut KBBI pahlawan adalah orang yang berani untuk mempertahankan negara, orang yang menonjol dan berkorban untuk membela kebenaran, dan pejuang gagah berani.

Advertisement

Peristiwa G30S memakan korban petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dan beberapa korban lain. Berdasarkan Keputusan Presiden tahun 1965, mereka ditetapkan menjadi pahlawan Revolusi.

Ada 7 pahlawan revolusi yang tewas dalam peristiwa tersebut antara lain Jenderal Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayjen D.I. Panjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Katamso, Kapten (Anumerta) Pierre Tendean.

Nama Pahlawan Revolusi

Gambar Pahlawan Revolusi
Gambar Pahlawan Revolusi (Website p2k.unhamzah.ac.id)

Berikut biografi singkat pahlawan revolusi yang meninggal dunia karena gerakan G30S.

1. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922. Awalnya Jenderal Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor.

Mengutip dari laman kemdikbud.go.i, Ahmad Yani mengikuti militer sampai ikut dalam pemberantasan PKI Madiun tahun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.

Tahun 1958 dia diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI. Sampai tahun 1965, Ahmad Yani tewas ketika pemberontakan G30S pada 1 Oktober 1965.

2. Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto

Lahir di Purwokerto 20 Juni 1920, R. Suprapto mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan Keibodan, seinendan, dan syuisyintai. Kemudian dia bekerja di kantor Pendidikan Masyarakat.

Mengutip jurnal "Pembangunan Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Pahlawan Revolusi Indonesia Berbasis Android" yang ditulis Rudy Hartanto Wijaya, pada awal kemerdekaan dia ikut berjuang merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.

Kemudian dia masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal R. Suprapto menjadi anggota militer. Tetapi ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolaknya.

Akibatnya dia menjadi korban G30S bersama petinggi TNI AD lainnya. Suprapto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

3. Letjen S.Parman

Dikenal dengan nama Siswondo Parman merupakan petinggi TNI Ada ketika orde lama. Dia lahir di Wonosobo, Jawa Tengah 4 Agustus 1918.

S. Parman pernah mengikuti pendidikan SD, SMP, sampai sekolah tinggi kedokteran. Tetapi ketika itu tentara Jepang menduduki Republik sehingga S. Parman gagal meraih gelar dokter.

S. Parman lalu memulai pendidikan di bidang intelijen. Dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam intelijen. Setelah proklamasi kemerdekaan dia mengabdi pada Indonesia.

Pengalamannya di bidang intelijen bermanfaat bagi TNI terutama mengetahui rencana PKI. Namun pada 1 Oktober 1965, dia diculik dan dibunuh bersama para jenderal lainnya.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement