13 Makanan dan Jajanan Kekinian di Cirebon, Lengkap dengan Sejarahnya

Image title
1 November 2021, 10:18
Tahu Gejrot Cirebon makanan khas yang populer dan lezat
instagram.com/eviealice
Tahu Gejrot Cirebon makanan khas yang populer dan lezat

Kota Cirebon dikenal sebagai surganya wisata kuliner di Jawa Barat. Makanan khas Cirebon pun cukup beragam, seperti nasi jamblang, empal gentong, tahu gejrot, dan lain sebagainya. Wisatawan yang datang ke Cirebon umumnya sering berburu kuliner sambil berwisata sejarah.

Tak hanya makanan, daerah yang sering disebut sebagai Kota Udang ini pun memiliki macam-macam jajanan kekinian. Dari modifikasi kuliner khasnya atau inovasi makanan terbaru. Semuanya ada di Kota Cirebon.

Advertisement

Dalam artikel ini Katadatada.co.id akan mengulas makanan khas Cirebon dan juga jajanan kekinian di kota tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya:

Sejarah Kuliner Di Cirebon

Kota Cirebon sarat akan nilai sejarahnya. Warisan budaya dan bangunan zaman dahulu, masih terawat dengan baik hingga sekarang. Hal ini juga berlaku untuk kulinernya.

Makanan khas Cirebon banyak dipengaruhi dari berbagai unsur budaya dari Jawa, Sunda, Arab, India, dan Cina. Akulturasi menjadi hal lumrah di kota wali ini. Sebab, sejak berdirinya Kesultanan Cirebon wilayah ini sudah menjadi kota dagang di pesisir Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.

Pelabuhan Cirebon, seperti dikutip dari buku Praktik Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh Kerajaan Islam di Indonesia, sudah disinggahi oleh banyak saudagar kaya raya asal Arab, Gujarat, Cina, dan India sejak abad IX. Ketika itu Cirebon menjadi jalur perdagangan yang strategis. Perdagangan Cirebon mengalami peningkatan pesat dan masuk dalam masa keemasannya ketika dipimpin Sunan Gunung Jati. Cirebon seketika menjelma jadi kota dagang. Peran ini didukung dengan keberadaan Pelabuhan Muara Jati.

Bercampurnya sejumlah budaya membuat Cirebon memiliki keragaman yang unik. Masyarakatnya sangat menjaga toleransi anatar umat beragama. Mereka menghormati segala perbedaan yang ada. Bahkan dalam beberapa literatur, ada yang menyebut jika Cirebon adalah miniaturnya Indonesia dalam hal toleransi.

Nilai historis pun sangat terasa dalam beberapa makanan khas Cirebon. Selain rasanya nikmat, bisa dibilang setiap kulinernya punya nilai filosofis dan cerita sejarahnya sendiri. Mitos-mitosnya juga tergolong unik.

Contohnya seperti sejarah makanan docang. Makanan khas Cirebon yang satu ini awalnya tercipta untuk membunuh Wali Songo (tokoh penyebar agama Islam di Jawa).

Mengutip dari buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 3 yang diterbitkan UGM Press, docang tergolong makan sehat dan rendah lemak hewani. Docang dibuat dari sayuran taoge, daun singkong, dage (tempe gembus), ketupat, dan sebagainya. Zaman dahulu, konon sayuran itu adalah bahan sisa dari makanan Sultan.

Lebih rincinya saat zaman Kesultanan Cirebon masih berdiri. Saat itu salah satu pangeran bernama Pangeran Rengganis memiliki niat buruk untuk meracuni para wali. Ia dengan sengaja membuat sajian dari makanan sisa sultan yang tidak habis. Kemudian ia mencampurkan racun di dalamnya. Selanjutnya, docang diantar ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Tempat berkumpulnya para wali kala itu. 

Niat hati ingin meracuni, ternyata docang yang dibuat oleh Pangeran Rengganis justru disukai para wali. Cerita itu kemudian menyebar luas ke seluruh pelosok Cirebon, dan membuat docang jadi populer. Pangeran Rengganis juga secara tidak langsung menjadi orang pertama yang membuat docang.

Cerita di atas hanya sedikit dari beragam sejarah yang mengiringi lahirnya kuliner atau makanan khas Cirebon.

Kuliner di Cirebon didominasi oleh makanan dengan cita rasa gurih, asam, manis, dan agak sedikit pedas. Selain itu makanan ini rata-rata disajikan dalam bentuk kuah, olahan daging, direbus, digoreng, dipanggang, dan sebagainya. Uniknya meski dikenal sebagai daerah pesisir di Pantura, ternyata Cirebon ini minim sekali kuliner dari olahan hasil laut.

Kendati demikian, dari penjelasan di atas bisa ditarik satu kesimpulan kecil. Nilai-nilai dari ajaran agama Islam juga ikut mempengaruhi perkembangan makanan khas Cirebon, mulai dari zaman dulu hingga sekarang. Seperti pada cerita docang sebelumnya.

Makanan Khas Cirebon dan Cerita Dibaliknya

Bila diperhatikan dengan seksama, setiap sudut Cirebon terdapat pedagang kali lima, warung, kedai, dan rumah makan yang menyajikan kuliner khas Cirebon. Jumlahnya mungkin puluhan. Selain di kota, wilayah Kabupaten Cirebon juga menyimpan warisan makanan khas yang sayang jika tidak dicoba. Di bawah ini adalah daftar makanan khas Cirebon. Baik yang populer atau bahkan jarang diketahui semua orang. Daftarnya antara lain sebagai berikut:

1. Nasi Jamblang

Nasi jamblang atau orang Cirebon menyebutnya sega jamblang, adalah salah satu makanan khas Cirebon yang cukup digemari oleh masyarakat luas.

Sejumlah literatur dan kesaksian dari salah satu keturunannya yaitu Emon Kusdiman (almarhum) menyampaikan, nasi jamblang pertama kali tercipta dari ide pasangan suami-istri bernama Haji Abdul Latief dan Nyonya Tan Piaw Lung (Mbah Pulung).

Lahirnya nasi jamblang khas Cirebon ini tidak bisa dilepaskan dengan aktivitas pembangunan Pabrik Gula Gempol tahun 1847 dan Pabrik Spirtus tahun 1883. Kala itu, Abdul Latief meminta Mbah Pulung menyediakan nasi lengkap dengan lauk-pauknya untuk diberikan kepada masyarakat pribumi, sebagai sedekah. Pada zaman tersebut banyak orang-orang Cirebon bekerja jadi buruh bangunan.

Seiring berjalannya waktu, nasi jamblang yang dulunya dibuat untuk sedekah buruh, kini menjelma jadi makanan khas Cirebon yang cukup populer.

Sejak dahulu, menu yang ada di nasi jamblang tidak banyak berubah. Dalam nasi ini terdapat lauk-pauk seperti tempe goreng, sayur tahu, ikan asin, sambal, prekedel kentang, dan sebagainya. Keunikan kuliner ini terletak pada daun jati yang berfungsi sebagai wadah atau bungkus nasi.

Rasa dari setiap hidangannya sangat enak. Terkadang wisatawan yang datang ke Cirebon ketagihan menyantap makanan khas ini.

2. Empal Gentong

Siapa yang tidak kenal dengan makanan khas Cirebon yang satu ini. Empal gentong adalah makanan olahan daging di Cirebon. Sejumlah catatan menyebutkan, empal gentong dipercaya sudah ada sejak abad ke 15. Makanan ini menjadi sarana syiar Islam di tanah Cirebon.

Awalnya daging yang dipakai adalah daging kerbau. Saat itu, masyarakat di Cirebon mayoritas memeluk agama hindu. Saat islam masuk, daging sapi pun mulai banyak digunakan.

Empal gentong sekilas mirip gulai. Namun sebenarnya kedua makanan ini jauh berbeda. Kuliner seperti empal gentong bisa menjadi simbol akulturasi berbagai macam budaya dari Arab, Cina (Tionghoa), Jawa, dan Sunda. Saat mencicipi hidangan ini, cita rasa gurih dari kuahnya. Kemudian penggunaan bumbu rempah mirip resep masyarakat Cina, akan menambah kelezatan dari empal gentong.

Sesuai namanya, empal gentong di masak di dalam sebuah gentong dari tanah liat. Semua bahan termasuk jeroan, di masak dalam wadah tersebut memakai kayu.

Proses pembuatan tersebut menjadi momen unik sekaligus menarik, yang bisa dilihat wisatawan saat datang ke Cirebon.

3. Tahu Gejrot

Makanan yang satu ini berasal dari Cirebon Timur. Dari cerita masyarakat yang berkembang serta beberapa sumber menyebutkan, tahu gejrot lahir dari aktivitas pabrik tahu di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Sebelum tahun 1950-an, kondisi ekonomi dan politik yang dialami masyarakat cukup memprihatinkan. Sehingga mereka bekerja di pabrik tahu milik orang Tionghoa.

Nama tahu gejrot diambil dari suara aktivitas membuat tahu gejrot. Bunyinya "jrot-jrot". Tepatnya saat pembuatnya menyiramkan air gula merah ke irisan tahu.  

Rasa dari tahu gejrot pun sangat lezat, ditambah dengan sensasi rasa manis

dari air gula merah/kecap, gurih berasal dari tahu kemprong (tahu kosong khas Cirebon), dan pedas dari cabai yang dipadukan dengan irisan bawang.

Tahu gejrot umumnya disajikan dengan wadah piring terbuat dari tanah liat. Serta sebatang lidi yang dipakai mengambil tahu, untuk dimakan.

Harga tahu gejrot di Cirebon sangat murah. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup uang senilai Rp5.000 hingga Rp10.000, satu porsi tahu gejrot bisa langsung disantap.

4. Kaladama

Serupa tapi tak sama, di Cirebon Timur tepatnya di daerah Sindanglaut, Cipeujeuh, Lemahabang, dan Astanajapura, ada olahan tahu bernama kaladama. Makanan yang satu ini memang hanya di temukan di wilayah-wilayah tersebut. 

Perbedaan tahu gejrot dengan kaladama adalah pada isiannya. Makanan khas Cirebon Timur ini menambahkan kupat tahu atau lontong sebagai pelengkap dari irisan tahu.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement