Rumus Jarak dalam Fisika, Mudah dan Sederhana
Pernahkah Anda mengukur seberapa jauh jarak rumah ke sekolah? Atau, bisakah Anda menghitung jarak dari kota tempat tinggal Anda ke Ibu Kota Jakarta? Jika bingung, maka Anda harus mengetahui cara menghitungnya.
Ya, jarak itu bisa dihitung dan tentu ada rumusnya. Kata "jarak" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti ruang sela yang ada antara dua benda atau tempat. Misalnya jarak Kota Bandung ke Jakarta. Biasanya jarak dikaitkan dengan panjang dan jauh.
Jarak termasuk dalam materi ilmu fisika. Jarak juga bisa mewakili suatu nilai yang merujuk pada seberapa luas cakupan tanah dari suatu benda. Untuk menghitungnya, Anda perlu memahami bagaimana cara rumusnya bekerja.
Penasaran dengan cara menghitung jarak? Simak ulasan tentang rumus jarak berikut ini.
Apa Itu Jarak?
Sebelum membahas rumus jarak, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu jarak dan definisinya, khususnya dalam ilmu fisika. Merujuk buku Intisari Fisika SMP, fisika jarak diartikan sebagai sesuatu yang menyangkut masalah nilai atau seberapa jauh saja. Jarak tidak sama dengan perpindahan. Sebab istilah perpindahan sendiri punya makna berbeda ketimbang jarak.
Jarak memiliki nilai, makanya ilmu fisika jarak termasuk besaran skalar. Perpindahannya bisa diartikan sebagai sesuatu yang tidak hanya menyangkut soal nilai. Namun terkait dengan "ke mana" arah perpindahannya. Dibandingkan jarak, perpindahan diklasifikasikan dalam besaran vektor.
Dalam ilmu fisika di Indonesia, penjelasan soal jarak dan perpindahan akan dibahas pada bab gerak lurus. Materi ini punya kaitan erat dengan kecepatan dan percepatan.
Berbicara mengenai gerak, istilah ini pun memiliki definisi tersendiri. Dalam KBBI, gerak diartikan sebagai peralihan tempat atau kedudukan (ada sebab), baik sekali maupun berkali-kali. Sedangkan di ilmu fisika, gerak didefinisikan proses suatu benda bergerak jika kedudukan/tempatnya berubah terhadap acuan tertentu.
Gerak pun memiliki sifat. Yakni gerak relatif, gerak nisbi (semu), dan gerak ganda. Gerak relatif adalah gerakan dengan memperhatikan titik acuannya yang mana. Sebab titik acuan ini digunakan sebagai perbandingan.
Gerak semu adalah suatu gerakan pada benda yang bergerak, dilihat dari acuan yang bergerak. Sementara gerak ganda adalah gerakan benda yang melakukan gerakan bermacam-macam terhadap benda lainnya.
Gerak juga terdiri dari tiga jenis gerakan. Pertama, yaitu lintasan lurus, di mana benda gerak lurus. Kedua, lintasan lingkaran, atau benda bergerak melingkar. Ketiga, lintasan parabola yang biasa disebut gerak melengkung.
Dari penjelasan di atas, bisa dibilang jarak memiliki keterkaitan dengan gerak dan perpindahan. Jarak ialah satuan skalar yang memiliki nilai. Singkatnya jarak merupakan suatu nilai dari seberapa jauh/dekat saja.
Sebagai salah satu materi dalam ilmu fisika, sudah sewajarnya bila jarak dapat ditemukan kehidupan sehari-hari. Seperti disebutkan pada pembahasan di atas, contohnya misalnya jarak antara kota Jakarta ke Surabaya, atau jarak antara Jalan Tol Cikopo-Palimanan ke Cirebon.
Dengan menghitung jarak, kita bisa tahu berapa waktu yang dihabiskan untuk menempuhnya. Artinya, rumus menghitung jarak ini sangat berguna dalam keseharian kita.
Berikut penjelasan mengenai rumus jarak dalam ilmu fisika, serta bagaimana cara kerjanya.
Rumus Jarak
Dalam ilmu fisika, pembahasan jarak juga membahas mengenai kecepatan dan waktu. Mengutip KBBI, waktu berarti satuan dari seluruh rangkaian saat atau ketika proses, keadaan, perbuatan, berlangsung. Sementara kecepatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu.
Rumus jarak bisa dikatakan cukup mudah untuk dipelajari. Menghitung jarak hanya melibatkan perkalian dan pembagian suatu nilai.
Untuk lebih jelasnya, berikut rumus jarak, kecepatan, dan waktu, serta simbol-simbol yang melambangkannya.
Rumus jarak, kecepatan, dan waktu:
- Menghitung jarak s = v × t.
- Menghitung waktu t = s ÷ v.
- Menghitung kecepatan v = s ÷ t.
- Keterangan simbol atau istilah.
v = kecepatan (km/jam, m/s).
t = waktu (jam/sekon).
s = jarak atau perpindahan (m, km).
Dilihat dari rumus di atas, untuk menghitung jarak Anda bisa mengalikan angka waktu dan kecepatan. Sedangkan sebaliknya, Anda hanya perlu menggantinya dengan pembagian. Seperti tertera pada rumus di atas.
Contoh Soal
Langkah berikutnya agar Anda benar-benar paham tentang cara kerja rumus jarak, adalah dengan mencobanya pada soal. Berikut contoh soal terkait rumus jarak, kecepatan, dan waktu.
Upin mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Ia berangkat dari Kota Cirebon pukul 06.00 WIB. Kalau Upin sampai di Kabupaten Tegal pada pukul 08.00 WIB. Berapa jarak yang telah ditempuh Upin?.
Jawab:
- Diketahui waktu yang ditempuh Upin: 06.00 – 08.00 WIB = 2 jam.
- s = v x t
- s = 80 km/jam x 2 jam = 160 km.
Jadi, jarak tempuh Upin dari Kota Cirebon ke Tegal adalah 160 km.
Begitulah ulasan tentang rumus jarak. Dengan mempelajarinya kita akan tahu berapa angka atau jarik dari suatu benda/tempat tertentu. Materi ini mungkin sudah diajarkan di bangku sekolah. Meski demikian, tidak ada salahnya Anda menyimak dengan teliti pembahasan terkait rumus jarak dalam artikel ini. Semoga bermanfaat.