Keunikan Tari Jaipong dari Sejarah, Makna, dan Jenisnya

Image title
2 Desember 2021, 12:40
Tiga wanita sedang menari Tari Jaipong
Youtube/IndonesiaKaya
Tiga wanita sedang menari Tari Jaipong

Jawa Barat memiliki sejumlah kesenian tradisional, salah satunya Tari Jaipong atau Jaipongan. Kesenian ini merupakan kreasi dari Gugum Gumbira, seorang seniman asal Bandung.

Dalam buku Asal Usul dan Perkembangan Jaipongan Dewasa Ini di Jawa Barat dijelaskan, Jaipongan juga merupakan genre tari sekaligus sebutan untuk karya-karya dari Gugum Gumbira Tirasondjaja sejak tahun 1976 hingga sekarang. Tari Jaipong dimainkan dengan gerakan lincah dan tempo yang cepat. 

Advertisement

Sejarah Tari Jaipong

Tari Jaipong berasal dari Jawa Barat. Tari Jaipong merupakan jenis tarian yang modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda, yaitu Ketuk Tilu.

Melalui channel YouTube "Indonesia Kaya", Gugum Gumbira Tirasondjaja menjelaskan sejarah Tari Jaipong yang ia ciptakan.

Lingkungan rumah Gugum Gumbira terdiri dari banyak seniman, termasuk ayah dan ibu beliau. Hal tersebut menjadikan Gugum Gumbira terbiasa dengan kesenian-kesenian tradisional yang dilihat setiap hari.

Pada tahun 1965, Presiden Soekarno menyiarkan pengumuman berupa larangan untuk mengikuti kesenian asing. Saat itu, Gugum yang sedang berkuliah di Bandung menjadi galau karena ia hobi berdansa namun dilarang.

Menanggapi hal tersebut, Gugum dan teman-temannya kembali menekuni seni tradisional. Mulai tahun 1967 sampai 1974, Gugum mengadakan survei ke setiap daerah di Jawa Barat untuk memahami dan mengetahui kesenian apa saja yang ada di Jawa Barat.

Gugum pertama melakukan survei di Ciamis dan mempelajari tarian Ronggeng Gunung. Kesenian ini menggambarkan kondisi masyarakat terhadap keadaan pada masa itu yang diungkapkan dalam tarian.

Selanjutnya, Gugum berkunjung ke Tasikmalaya di mana ia melakukan observasi terhadap kesenian di sana, seperti silat, tari, dan tembang yang dipentaskan setiap malam. Dari Tasikmalaya, Gugum beranjak ke Garut dan kembali mengamati kesenian yang juga dipengaruhi budaya Islam.

Gugum terus melakukan survei hingga Subang, Sumedang, Parahyangan, lalu kembali ke Bandung. Setelah melakukan pengamatan ke berbagai daerah di Jawa Barat, Gugum menarik kesimpulan bahwa esensi kesenian yang ada di Jawa Barat dibagi menjadi tiga, yaitu Tari Tayub, silat, dan Ketuk Tilu.

Inspirasi Gugum dari ketiga hal tersebut kemudian menghasilkan Tari Ronggeng Ketuk Tilu. Pada tahun 1979, Tari Ronggeng Ketuk Tilu berhasil dipentaskan di Hong Kong. Sebelum menjadi tari pertunjukan, tari ini merupakan tarian pasangan kemudian berkembang menjadi tari pergaulan masyarakat.

Tari Ronggeng Ketuk Tilu mulai dikenal masyarakat dan ditampilkan dalam berbagai festival. Namun, Gugum sempat mengalami kesulitan karena nama Tari Ronggeng Ketuk Tilu tidak boleh digunakan. Tari Ketuk Tilu masih hidup sehingga tari kreasi Gugum harus diganti namanya.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement