7 Tokoh Sumpah Pemuda, Profil Singkat dan Sepak Terjang Kariernya
Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peristiwa sejarah ini tercetus melalui Kongres Pemuda yang dilangsungkan sebanyak dua kali.
Kongres tersebut membuahkan teks Sumpah Pemuda yang masih rutin diikrarkan setiap tahun. Berikut isinya:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3. Kamu putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Biasanya Hari Sumpah Pemuda diperingati dengan upacara bendera dan kegiatan kenegaraan lain di berbagai instansi. Mulai dari di Istana Presiden hingga sekolah-sekolah yang tersebar di Indonesia.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas tentang sejumlah tokoh Sumpah Pemuda yang berperan di Kongres Pemuda dan pembentukan naskah. Selengkapnya, simak tulisan berikut.
Tokoh Sumpah Pemuda
1. Sugondo Djojopuspito
Sugondo Djojopuspito merupakan ketua dari Kongres Pemuda II yang diadakan pada tahun 1928. Sugondo lahir di Tuban, 22 Februari 1905.
Di masa mudanya, Sugondo menjadi bagian dari Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia yang mengantarkannya ke Kongres Pemuda. Ia dianugerahi penghargaan Wisma Soegondo Djojopoespito Cibubur yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Olahraga di tahun 2012 silam.
2. Mohammad Yamin
Tokoh Sumpah Pemuda berikutnya adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, yakni Mohammad Yamin. Sejak muda, sosoknya banyak bergelut di pergerakan yang bersentuhan langsung dengan pemerintahan Indonesia pra dan pasca kemerdekaan.
Salah satunya dengan menjadi Wakil Ketua Kongres Pemuda II untuk mendampingi Sugondo. Mohammad Yamin banyak menuangkan gagasannya yang menjadi urgensi terbentuknya naskah Sumpah Pemuda. Salah satunya dengan menjabarkan lima faktor yang menjadi penguat persatuan Indonesia.
3. Amir Sjarifuddin Harahap
Amir Sjarifuddin merupakan Bendahara Kongres Pemuda II yang nantinya berkarier sebagai politikus sekaligus pejabat pascakemerdekaan Indonesia. Amir diketahui juga menyumbangkan gagasan yang tertuang ke dalam naskah.
Amir dikenal aktif sebagai anggota pergerakan. Ia juga sempat beberapa kali menjabat sebagai Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Penerangan Republik Indonesia.
4. Johan Mohammad Cai
Tokoh Sumpah Pemuda satu ini merupakan aktivis Jong Islamieten Bond atau Perhimpunan Pemuda Islam di Hindia Belanda. Ia mengambil peran sebagai Pembantu I.
Menurut beberapa sumber, Johan merupakan pria keturunan Tionghoa beragama Islam yang tertarik dengan pergerakan di Indonesia atau kala itu dikenal sebagai Hindia Belanda. Disebutkan bahwa Johan berperan dalam meneken naskah Kongres Pemuda II.
5. R. Katja Soengkana
Bersama Johan, Katja Soengkana merupakan tokoh Sumpah Pemuda yang berperan sebagai Pembantu II. Diketahui bahwa sosoknya menjadi salah satu inisiator pada Kongres Pemuda II.
Katja Soengkana sempat menjadi pimpinan redaksi Bintang Timur, yakni koran berbahasa Belanda yang beredar pada masa itu. Lahir di Madura, sosoknya kerap menulis puisi perjuangan serta melakukan editorial.
6. Johannes Leimena
Johannes Leimena merupakan tokoh Sumpah Pemuda yang melanggeng sebagai pejabat Tanah Air pasca kemerdekaan. Pria kelahiran Ambon ini dikenang sebagai Pahlawan Nasional sekaligus menteri menjabat terlama dalam sejarah pemerintahan Ir. Soekarno.
Johannes banyak bergaul dengan tokoh-tokoh sejarah dari Sumatera, misalnya Mohammad Yamin dan Amir Sjarifuddin. Diketahui bahwa sosoknya juga terlibat dalam Kongres Pemuda I yang diselenggarakan pada tahun 1926.
7. Soenario Sastrowardoyo
Sebagai salah satu tokoh Sumpah Pemuda, Soenario Sastrowardoyo pernah menjadi pembicara untuk makalah dengan judul Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia. Ia juga ambil bagian dalam mengurusi Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Pria kelahiran Madiun ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI pada tahun 1953-1955. Ia juga merupakan pengajar yang sempat menjadi rektor kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sejarah Hari Sumpah Pemuda
Hari Sumpah Pemuda berangkat dari Kongres Pemuda yang dilaksanakan sejak tahun 1926. Sementara putaran keduanya atau Kongres Pemuda II pada 1928.
Kongres Pemuda
1. Rapat Pertama
Diketahui bahwa rapat ini diselenggarakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Benteng. Pada momen ini, Mohammad Yamin menjabarkan tentang keterkaitan pemuda dan persatuan.
Mohammad Yamin juga menjelaskan adanya lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia. Di antaranya adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan. Pada rapat ini Soegondo Djojopuspito juga menyampaikan harapannya agar kongres dapat menjadi penguat persatuan pemuda.
2. Rapat Kedua
Rapat kali ini diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Kali ini, banyak membahas tentang pendidikan. Ada pun yang terlibat adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka setuju bahwa setiap orang patut mendapat pendidikan kebangsaan.
3. Rapat Ketiga
Dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928. Tepatnya di hari yang sama dengan rapat kedua, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat. Soenario turut menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Tak hanya itu, Ramelan juga berpendapat bahwa gerakan kepanduan tidak terlepas dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan akan memberikan pendidikan pada anak agar lebih disiplin.
Hasil sumpah pemuda berhasil dirumuskan pada rapat ketiga. Bertepatan sebelum kongres ditutup, Wage Rudolf Soepratman memutarkan lagu ciptaannya, yakni Indonesia Raya yang sekarang merupakan lagu kebangsaan kita. Fakta uniknya, Indonesia Raya sebenarnya memiliki tiga stanza. Namun yang kita nyanyikan sekarang hanya satu.