KPA: Eskalasi Konflik Agraria di Era Jokowi Meningkat

Dimas Jarot Bayu
4 Maret 2019, 20:47
Larangan buka lahan di hutan
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Papan larangan membuka lahan/kebun pada kawasan hutan di Pegunungan Kebun Kopi, Kabupaten Parigi Moutung, Sulawesi Tengah.

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) membantah klaim calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa selama masa pemerintahannya tak ada konflik agraria. Konsorsium organisasi petani, masyarakat adat, dan nelayan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini bahkan menyebut konflik agrarian di era pemerintahan Jokowi justru meningkat. 

KPA mencatat dalam empat tahun terakhir konflik agraria yang terjadi sebanyak 1.771 kasus. Konflik agraria tersebut paling banyak terjadi di wilayah perkebunan. Rinciannya, 127 kasus pada 2015, 163 kasus pada 2016, 208 kasus pada 2017, dan 144 kasus pada 2018. Dalam hal ini, konflik di sektor perkebunan melibatkan perusahaan negara dan swasta.

Advertisement

(Baca: Berderet Masalah, Kementerian Agraria Didesak Buka Data HGU)

"Publik melihat anomali-anomali di lapangan, ditandai dengan terus meningkatnya eskalasi konflik, korban yang jatuh akibat penanganan yang represif kepada masyarakat oleh aparat, dan keamanan swasta di lapangan," kata Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika di Gedung Ombudsman, Jakarta, Senin (4/3).

Dewi mengakui masih terjadinya konflik agraria bukanlah kesalahan Jokowi semata, melainkan akumulasi dari konflik agraria yang pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. "Itu bisa jadi karena eskalasinya konflik lama, konflik laten, tapi kemudian eskalasi kekerasannya lagi meningkat," ujarnya.

Meski begitu, Jokowi tak bisa hanya melempar kesalahan tersebut kepada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, sebagai Kepala Negara, Jokowi seharusnya bisa melakukan pembenahan untuk menurunkan angka konflik tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement