Moeldoko: Setop Goreng Isu Pekerja Asing Untuk Kepentingan Politik

Ameidyo Daud Nasution
7 Agustus 2018, 19:46
Kepala KSP Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri
ksp.go.id
Kepala KSP Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri menggelar rapat koordinasi membahas penanganan isu tenaga kerja asing, Selasa (7/8).

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan isu jutaan tenaga kerja asing (TKA), khususnya dari Tiongkok, menyerbu ke Indonesia terbukti cuma tuduhan dan rumor kosong tak berdasar. Dia pun meminta isu pekerja Tiongkok di Morowali, Sulawesi Tengah, tidak dibesar-besarkan dan dimobilisasi demi kepentingan politik.

Hal ini dikatakan Moeldoko usai menggelar telekonferensi dengan sejumlah pihak yang berada di Morowali. Dalam acara ini Moeldoko berbincang mulai dari pejabat Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia hingga awak media yang melakukan peliputan di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Ternyata jumlah TKA Tiongkok yang ada tidak sampai 10,9% dari total jumlah pekerja di wilayah kawasan industri tersebut sebanyak 28 ribu orang. Dari data IMIP, total TKA Tiongkok hanya 3.121 orang dari total 28.568 pekerja yang ada di Kawasan Industri Morowali. (Baca: Pekerja Tiongkok di Kawasan Industri Morowali Diklaim Hanya 10,9%)

Dia mengatakan sulit menghentikan polemik apabila isu ini terus digoreng secara politik. "Saya juga ingin ada pemahaman bersama masyarakat, jangan resah dan terprovokasi," kata Moeldoko usai rapat koordinasi membahas penanangan isu TKA di kantornya, Jakarta, Selasa (7/8). 

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut memastikan pemerintah akan menindak tegas setiap pelanggaran terkait penggunaan TKA. Pemerintah tidak segan memidanakan pengusaha atau pekerja ilegal yang tertangkap. Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan tim pengawas untuk setiap pekerja asing yang bekerja di Indonesia.

(Baca: Ombudsman: Pengawasan Lemah, Banyak Pekerja Tiongkok Jadi Buruh Kasar)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...