Luhut Tawarkan 15% Lahan Sentra Garam NTT Dikelola Masyarakat
Pemerintah akan segera menyelesaikan persoalan lahan yang membelit pengembangan sentra produksi garam Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menawarkan solusi memberikan 10-15 persen lahan produksi bagi masyarakat lokal.
Solusi menjawab permintaan Bupati yang rapat bersama dirinya membahas soal sentra garam NTT. Keduanya meminta permasalahan rakyat diperhatikan sebelum produsen garam masuk. Oleh sebab itu kesepakatan dalam rapat adalah pemberian porsi lahan kepada masyarakat.
"Rakyat dapat 10 sampai 15 persen untuk plasmanya," kata Luhut di Jakarta, Senin (22/5). (Baca: Masalah Lahan Masih Hambat Pengembangan Sentra Garam NTT)
Solusi ini baru sekadar usulan, keputusan finalnya akan diambil Senin pekan depan. Nantinya, Luhut akan meminta Bupati, masyarakat, dan pemerintah sama-sama bersepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
Direktur Operasional PT Garam (Persero) Hartono kemarin mengatakan masih ada sekitar 225 hektare lahan di desa Bipolo dan Nunkurus Kabupaten Kupang masih belum dikuasai perusahaannya. Saat ini lahan tersebut masih dalam pengakuan HGU dan tanah ulayat.
"(Lahan) ini terdiri dari 150 hektare yang masih perawan dan 75 hektare diokupasi masyarakat untuk perikanan," kata dia. (Baca: Swasembada Garam, Kadin: Lahan dan Investasi Perlu Persiapan Matang)