Resolusi Sawit Uni Eropa Mengecewakan, Pemerintah Bakal Lapor ke WTO

Michael Reily
23 Januari 2018, 13:05
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Pemerintah menyatakan kecewa terhadap hasil pemungutan suara parlemen Uni Eropa yang sepakat mengancam penggunaan biodiesel berbahan dasar minyak kelapa sawit pada 2021. Keputusan ini akan berpotensi menurunkan ekspor  Indonesia, mengingat 33 persen total impor minyak kelapa sawit Uni Eropa digunakan sebagai bahan baku biodiesel.

“Pemerintah akan mengirimkan surat keberatan terhadap resolusi serta mempertimbangkan akan mengangkat kasus ini ke Dispute Settlement Body (DSU) WTO,” kata Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Pradnyawati kepada Katadata, Senin (22/1).

Advertisement

(Baca: Jokowi Minta Eropa Hentikan Diskriminasi Produk Kelapa Sawit)

Menurutnya, kinerja ekspor biodiesel dari Indonesia ke Uni Eropa mengalami penurunan yang drastis dari US$ 635 juta pada 2013 menjadi US$ 9 juta tahun 2016. Alasannya, pengenaan bea masuk antidumping yang cukup besar di kawasan tersebut. Rencana Uni Eropa mengeluarkan biodiesel berbahan minyak kelapa sawit dari energi terbarukan akan menambah buruk kinerja ekspor biodiesel Indonesia.

Dia menegaskan pemerintah menentang keras penghapusan penggunaan biodiesel berbahasan dasar minyak kelapa sawit pada 2021. Pemerintah pun bakal mengambil langkah terkait hal ini, mengingat terdapat 17 juta penduduk Indonesia yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelapa sawit.

“Pemerintah akan melakukan koordinasi dengan negara produsen kelapa sawit untuk melakukan langkah bersama untuk menolak keputusan tersebut,” kata Pradnyawati. (Baca: Uni Eropa Ingin Indonesia Impor Lebih Banyak Barang Modal)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement