Indonesia Jajaki Ekspor Gerbong Kereta ke Pakistan dan Srilanka
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyambangi negara-negara Asia Selatan pekan depan. Dalam kunjungan kerjanya, Presiden akan membahas beberapa peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara seperti India, Bangladesh, Pakistan, Srilanka, serta Afghanistan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan dari sisi ekspor, BUMN akan mengikuti lelang untuk ekspor gerbong kereta ke Srilanka dan Pakistan. Sebelumnya PT INKA (Persero) telah mengekspor gerbong kereta ke Bangladesh dan kini akan ekspansi ke negara-negara tetangganya.
(Baca: Kejar Penyelesaian 13 Perjanjian Dagang, Target Pertumbuhan Ekspor 7%)
"Kami ikut tender gerbong barang untuk Sri Lanka dan gerbong penumpang untuk Pakistan," kata Rini saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/1).
Dengan India, Rini juga akan meningkatkan kerja sama terutama di bidang farmasi. Rini mengatakan dua BUMN yakni PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Bio Farma (Persero) akan bekerja sama dengan India dalam pengembangan obat-obatan. Selama ini beberapa jenis vaksin yang diproduksi Bio Farma telah diekspor ke Bangladesh, India, Srilanka, dan Pakistan.
(Baca: KAI Berencana Datangkan 1.000 Kereta Sepanjang 2016-2019)
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar memastikan Bangladesh dan Pakistan akan mengimpor gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) dari Indonesia. PT Pertamina (Persero) akan memasok LNG ke dua negara tersebut selama 10 tahun dengan nilai kontrak US$ 6 miliar.
"Kemungkinan juga ada (pembangunan) listrik 1.400 megawatt di sana (Bangladesh) konsorsium dengan (perusahaan) pembangkit di sana," kata Arcandra.
(Baca: Pertamina Akan Pasok Gas Senilai US$12 Miliar ke 2 Negara Asia Selatan)
Sementara Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi mengatakan kunjungan Jokowi ditujukan untuk menindaklanjuti permintaan Afghanistan agar Indonesia menjaga perdamaian. Proses menjaga perdamaian yang dimaksud Retno antara lain pemberdayaan wanita serta pertukaran ulama ke depannya.
"Presiden ke sana untuk merespons apa yang diminta Pakistan," kata Retno.