Talangi Pembebasan Lahan Infrastruktur, Kas Operasi 4 BUMN Minus

Miftah Ardhian
9 Desember 2017, 10:00
Tol Salatiga Bawen
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pembangunan infrastruktur

Arus kas empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi semakin tertekan. Penyebabnya, piutang negara berupa penggantian dana pembebasan lahan dari pemerintah belum bisa dicairkan, sehingga BUMN karya harus mengeluarkan kasnya lebih besar.

Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III tahun ini, arus kas dari kegiatan operasi empat emiten BUMN karya tercatat defisit antara Rp 1,5 triliun sampai Rp 5 triliun. Keempat perusahaan ini adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., dan PT PP (Persero) Tbk.

Deputi Bidang Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengakui arus kas BUMN karya dari sisi operasional berkurang saat ini. Hal ini terjadi karena terdapat pengeluaran dana yang lebih besar dibandingkan pemasukan BUMN tersebut.

Defisit arus kas dari kegiatan operasi ini memang berdampak pada tergerusnya kas dari kegiatan investasi dan pendanaan. Meski begitu, secara total kas dan setara kas empat perusahaan pelat merah tersebut di kuartal III-2017, tercatat masih positif. (Baca: Pertaruhan Jokowi di Proyek Infrastruktur)

"(Total) kasnya berkurang, bukan minus. Masih plus, tapi jumlahnya berkurang," ujar Ahmad saat dihubungi Katadata, Jakarta, Jumat (8/12).

Arus Kas BUMN Karya
 

Akibat arus kas yang defisit dari kegiatan operasi, saldo kas dan setara kas BUMN karya menjadi berkurang sepanjang sembilan bulan tahun ini. Saldo kas Waskita Karya berkurang hingga Rp 3,74 triliun,  PT PP mencapai Rp 3,02 triliun, dan Wijaya Karya mencapai Rp 2,03 triliun. Hanya Adhi Karya yang saldo kasnya tercatat bertambah Rp 437 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...