Inovasi Teknologi Ancam Bonus Demografi dan Lapangan Kerja

Miftah Ardhian
26 September 2017, 21:26
ekonomi digital
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Perkembangan inovasi teknologi, terutama yang terkait dengan perubahan kegiatan ekonomi (disruptive innovation) memang membuat pelayanan kepada masyarakat menjadi semakin baik. Namun di sisi lain, perkembangan ini membuat kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) semakin menurun. Bonus demografi yang akan dialami Indonesia pun bisa menjadi malapetaka.

Senior EVP Human Capital Bank Mandiri Sanjay Bharwani mengatakan disruptive innovation ini akan menyebabkan tertutupnya lapangan kerja di kemudian hari, yang bisa digantikan oleh teknologi. Padahal, Indonesia ke depan akan mengalami bonus demografi, yakni jumlah angkatan kerja yang sangat melimpah.

Jika tidak ada solusi, maka angkatan kerja ini justru bukan menjadi bonus bagi Indonesia, melainkan beban negara. "Kita butuh bahas create job (penciptaan lapangan kerja) apa lagi yang baru. Bonus demografi bisa jadi curse, kutukan kalau kita tidak siapkan ke depan job yang memang dibutuhkan," ujar Sanjay saat ditemui di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta, Selasa (26/9).

Dia menekankan selama ini banyak pihak yang hanya membicarakan dampak distruptive innovation ini secara reaktif. Padahal, menurutnya diskusi yang solutif lebih dibutuhkan. Salah satunya adalah mencari solusi. Jika pekerjaan umumnya bisa digantikan teknologi, maka harus ada pekerjaan baru lain untuk menampung angkatan kerja ini.

Sanjay mengakui distruptive innovaton sudah mulai mempengaruhi bisnis Bank Mandiri. Biasanya, Bank Mandiri bisa membuka 400-600 kantor cabang tiap tahun. Sekarang, jumlah ini terus menurun drastis dengan hanya 100-200 per tahun. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memanjakan masyarakat, sehingga malas datang lagi ke kantor cabang bank. Alhasil, kebutuhan karyawan pun akan semakin sedikit kedepannya.

"Selama ini belum ada penutupan cabang. Hanya memang pembukaannya yang melambat karena beralih ke channel elektronik," ujarnya.

Direktur Human Resource dan General Affair PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Kushartanto Koeswiranto mengatakan dengan adanya distruptive innovaton, perusahaan dituntut mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini tercermin dari pengoperasian Gerbang Tol Otomatis (GTO), sesuai arahan pemerintah untuk mendukung gerakan non-tunai.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...