Pelaku Migas Menilai Indonesia Masih Butuh Investor Asing

Safrezi Fitra
18 Agustus 2015, 12:36
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Pelaku usaha minyak dan gas bumi (migas) menilai pengelolaan migas nasional hingga sejauh ini tetap membutuhkan peran pihak asing. Pasalnya, Indonesia selama ini masih memiliki keterbatasan dari segi pengalaman, pendanaan, dan teknologi di industri migas. 

Dewan Direksi Indonesia Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah mengatakan pemerintah harus memikirkan secara matang terlebih dahulu, jika akan menghapuskan peran asing di industri migas nasional. Karena, tidak ada satu pun negara di dunia yang bisa mengelola sumberdaya migasnya sendiri. Bahkan, dia mencontohkan, Amerika Serikat yang punya sejarah industri hulu migas sebagai pionir dan ekonomi terbesar pun mengakui tetap membutuhkan campur tangan asing atau pihak di luar negaranya sendiri. 

?Saya berpendapat kemajuan industri migas Indonesia tidak hanya mungkin dimotori oleh pemain nasional. Kita tetap membutuhkan dunia internasional khususnya investor-investor asing ,? ujar Sammy, kepada Katadata, Selasa (18/8). Pernyataan tersebut diungkapkannya menanggapi pengangkatan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang baru, pada pekan lalu. Sebagai Menko yang mengkoordinasikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal selama ini cenderung menentang liberalisasi sektor migas di Indonesia.

(Baca: Membaca Arah Kebijakan Rizal Ramli di Sektor Migas)

Menurut Sammy, industri migas seperti industri ekstrakted atau sumberdaya lainnya, yang secara alamiah sudah terikat pada negara dimana sumberdaya itu berada. Meski ada peran asing, kepemilikan sumber daya migas tetap dimiliki oleh negara.

Ia juga berpendapat, kemandirian dan kedaulatan energi tidak ada hubungannya dengan kepemilikan dan pengelolaan sumber daya tersebut. Contohnya, negara Jepang atau Singapura yang tidak anti-asing, namun kemandirian enerinya bisa lebih tinggi dari Indonesia. Padahal sumber daya alam yang dimiliki Indonesia lebih banyak dibandingkan dua negara tersebut.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...