Menelusuri Sejarah Persuratan Melalui Museum Pos Indonesia

Image title
10 Agustus 2021, 10:57
Menelusuri Sejarah Persuratan Melalui Museum Pos Indonesia, sejarah museum pos indonesia, museum pos indonesia
travelcoffeehot.com
Museum Pos Indonesia yang terletak di Jalan Cilaki No. 73, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan

Museum Pos Indonesia dibangun pada 27 Juli 1920 dan memiliki luas gedung 700 meter persegi yang berdiri tegak di atas lahan tanah seluas 706 meter persegi. Museum ini dirancang oleh Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan tampilan arsitektur khas Italia pada masa Renaissance. Kini, Museum Pos Indonesia ini merangkap sebagai kantor pos.

Meskipun bergabung dengan kawasan Gedung Sate, Museum Pos Indonesia secara administratif terletak di Jalan Cilaki No. 73, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan. Secara geografis, museum ini berada pada koordinat 107º37'07,9" BT dan 06º54'05,4" LS.

Advertisement

Transportasi menuju Museum Pos Indonesia mudah digunakan melalui jalan raya menggunakan kendaraan pribadi roda 4 atau 2 ataupun menaiki kendaraan umum (bis/angkot) yang jalurnya mencapai museum ini.

Sejarah Museum Pos Indonesia

Kondisi museum ini sempat kurang terawat selama masa revolusi dan perang kemerdekaan. Mulai dari tanggal 18 Desember 1980, pihak pengelola museum menambah dan melengkapi koleksi dengan melakukan inventarisasi dan mengumpulkan benda-benda sejarah yang dapat dijadikan koleksi museum.

Awalnya, museum ini bernama Museum PTT (Post Telepon Telegrap) lalu berganti nama menjadi Museum Pos dan Giro yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada Hari Bhakti Postel ke-38 yaitu 27 September 1983.

Saat itu, koleksi museum masih terbatas hanya menampilkan prangko. Pihak pengelola museum kemudian berinisiatif untuk menambah koleksi dan mempercantik museum dengan membuat diorama aktivitas pelayanan dan peralatan layanan pos untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan dunia pos.

Sampai pada masa itu, museum sudah memiliki beragam koleksi yang berhubungan dengan sejarah pos selama lima masa pemerintahan yaitu dari masa Kompeni dan Bataafsche Republiek (1707-1803), masa pemerintahan Daendels (1808-1811), masa pemerintahan Inggris (1811-1816), masa pemerintahan Hindia Belanda (1866-1942), masa Jepang (1942-1945) dan masa Kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan, Museum Pos Indonesia setidaknya telah berganti nama dan lambang sebanyak 5 kali. Perubahan pertama berganti nama menjadi Jawatan PTT pada tahun 1945 hingga 1961. Kemudian, berubah menjadi PN Postel pada tahun 1962 hingga 1965, diubah lagi menjadi PN Pos dan Giro pada tahun 1965 hingga 1978, dan yang terakhir menjadi Perum Pos dan Giro pada tahun 1978 hingga 1995.

Akhirnya, pada 20 Juni 1995, nama museum ini kembali diubah seiring dengan status perusahaan yang berubah dari Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia dan terbuka untuk umum.

Koleksi Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia menampilkan koleksi dalam tiga tema besar yaitu Koleksi Sejarah, Koleksi Filateli, dan Koleksi Peralatan Pendukung Layanan Pos. Museum Pos Indonesia menampilkan beragam prangko dari Indonesia dan mancanegara yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Total prangko yang ada di museum ini mencapai 131 juta keping perangko dan 200 koleksi peralatan pendukung pos yang berupa timbangan paket, alat cetak perangko, surat-surat berharga, armada pengantar surat, dan lain sebagainya.

Sebagian koleksi prangko ditampilkan dalam papan kayu yang dilindungi kaca sehingga bisa dinikmati langsung. Tetapi, ada sebagian koleksi yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas sebab koleksi itu ditempel pada papan-papan yang disatukan secara vertikal.

Selain menyimpan peninggalan pos tersebut dalam ruang pameran, Museum ini juga memiliki ruang social center yang dapat diperuntukan bagi aneka kegiatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement