Menteri Bahlil Ungkap Strategi Gaet Investasi Baterai Mobil Listrik
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan sejumlah strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia. Selain promosi dan memberikan kemudahan perizinan, pemerintah juga mencari opsi untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal asing.
"BUMN memiliki IBC (Indonesia Battery Corporation), perusahaan yang mengurus ekosistem baterai mobil dan mobil listrik. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua kan caranya, kalau nggak bisa bangun, ya kita akuisisi," kata Bahlil kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Minggu (19/12).
Meski menyatakan perlu mengambil langkah akuisisi, Bahlil memastikan harganya tetap harus ekonomis dan prosesnya transparan. Mantan Ketua Umum Hipmi itu menjelaskan upaya promosi juga tetap dilakukan, termasuk promosi dalam kemudahan perizinan investasi.
Indonesia dinilai merupakan tempat investasi baterai mobil listrik yang tepat. Selain pasar yang besar, sumber daya untuk produksinya pun melimpah di Tanah Air.
Menurut Bahlil Indonesia memegang 22-24% cadangan nikel dunia dengan kualitas kadarnya yang terbaik. Selain itu, jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.
"Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt dan lithium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85% bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kami nggak mau, " katanya.