WHO Rekomendasikan Vaksin Pfizer untuk Anak 5-11 Tahun Diperluas

Safrezi Fitra
22 Januari 2022, 11:36
WHO Imbau Vaksin Pfizer Dosis Rendah untuk Anak usia 5-11 tahun Diperluas
ANTARA FOTO/REUTERS/Matthew Childs/WSJ/cf

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada mengimbau agar penggunaan dosis rendah vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech untuk anak berusia 5-11 tahun diperluas.

Rekomendasi itu muncul setelah Kelompok Ahli Penasihat Strategi (SAGE) untuk imunisasi mengelar rapat evaluasi vaksin tersebut pada Rabu lalu. Saat ini Vaksin Pfizer/BioNTech direkomendasikan untuk digunakan pada orang berusia 12 tahun ke atas.

Dosis untuk anak-anak sebesar 10 mikrogram, bukan 30 mikrogram yang diperuntukan bagi orang berusia di atas 12 tahun. "Kelompok usia ini (5-11 tahun) menjadi prioritas paling belakang dalam penggunaan vaksin, kecuali anak-anak yang memiliki riwayat penyakit bawaan," kata pimpinan SAGE Alejandro Cravioto, Jumat (21/1), seperti dikutip Reuters.

Panel WHO ini juga mengimbau agar vaksin booster Covid-19 diberikan setelah 4-6 bulan setelah dosis kedua pada kelompok paling prioritas seperti orang tua dan petugas medis.

Perusahaan obat-obatan asal Amerika Serikat, Pfizer Inc. menyatakan vaksin buatannya bersama BioNTech aman bagi anak usia 5-11 tahun. Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) pun mengkaji penggunaan vaksin tersebut untuk anak usia 5-11 tahun.

Pihak Pfizer mengatakan, uji klinis vaksin Pfizer terhadap anak usia 5-11 tahun telah dilakukan dengan melibatkan 2.268 peserta. Dalam uji itu, takaran yang diberikan adalah sepertiga takaran dosis remaja dan dewasa. Peserta diberi dua dosis vaksin dengan interval 21 hari.

Dua suntikan dosis 10 mikrogram menghasilkan tingkat antibodi yang setara dengan uji coba pada kelompok usia 16-25 tahun. Adapun efek samping yang dirasakan oleh peserta adalah sakit pada lengan, demam, serta pegal-pegal.

Advertisement

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan vaksin Pfizer dan BioNTech sebagian besar menyebabkan efek samping ringan terhadap anak-anak usia 5-11 tahun. Data CDC menunjukkan beberapa anak melaporkan nyeri di tempat suntikan dan reaksi sistemik lainnya, seperti kelelahan dan sakit kepala.

CDC juga menerima laporan 11 kasus miokarditis, sejenis peradangan jantung, pada anak-anak berusia 5-11 tahun yang telah menerima vaksin Pfizer dan BioNTech. Sebanyak tujuh anak telah pulih dan empat dalam pemulihan saat laporan. Namun, miokarditis adalah efek samping yang jarang terjadi setelah suntikan vaksin berbasis mRNA.

Hingga akhir tahun lalu, sekitar 8,7 juta dosis vaksin Pfizer dan BioNTech telah diberikan kepada anak-anak dalam kelompok usia 5-11 tahun. Vaksin tersebut mendapat persetujuan di Amerika Serikat untuk anak berusia 5 hingga 15 tahun pada akhir Oktober lalu, dan merupakan satu-satunya suntikan yang diizinkan untuk kelompok usia tersebut.

Sebuah studi terpisah oleh CDC menunjukkan, dua dosis vaksin Pfizer dan BioNTech 92% efektif melawan infeksi virus corona pada remaja berusia 12 hingga 17 tahun.

Pada awal bulan ini, Pemerintah Amerika Serikat menyatakan telah siap memberikan dosis ketiga vaksin Covid-19 untuk anak-anak. Badan pengawas makanan dan obat-obatan (FDA) Amerika sudah mengizinkan penggunaan dosis ketiga vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech untuk anak-anak berusia antara 12 hingga 15 tahun pada Senin (3/1).

Selain itu, FDA juga mempersingkat jarak waktu pemberian untuk semua suntikan vaksin penguat (booster) menjadi 5 bulan, dari sebelumnya 6 bulan, setelah suntikan dosis utama.

Badan tersebut juga mengizinkan suntikan ketiga vaksin Covid-19 pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun yang mengalami gangguan kekebalan tubuh.

Reporter: Antara
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait