Perusahaan Besar Global Ancam Tak Akan Kembali Beriklan di Facebook

Cindy Mutia Annur
4 Juli 2020, 10:06
Facebook
Katadata

Federasi Pengiklan Dunia (WFA) mengatakan perusahaan besar seperti Unilever hingga Starbucks tak akan kembali beriklan di platform media sosial Facebook. Ini akibat Facebook mengunggah konten kebencian hingga mereka memboikot platform tersebut.

CEO Federasi Pengiklan Dunia Stephan Loerke mengatakan, dia yakin banyak merek besar yang secara publik 'mematikan' periklanan di media sosial tidak akan kembali sampai perubahan nyata terjadi. "Saya tidak melihat merek-merek besar itu kembali jika tidak ada perubahan struktural. Itu pendapat saya berdasarkan pembicaraan saya dengan mereka," ujar Loerke dikutip dari CNBC International, Jumat (3/7). 

Advertisement

Sebagai informasi, WFA terdiri dari 120 anggota kelompok perdagangan, yang meliputi PepsiCo, P&G dan Diageo, mewakili 90% dari pengeluaran komunikasi pemasaran global. Dalam survei terbaru terhadap 58 perusahaan tersebut, asosiasi menemukan bahwa 31% responden telah memutuskan untuk menahan atau cenderung menahan iklan media sosial. Tercatat, 41% mengatakan mereka ragu-ragu, dan 29% mengatakan mereka tidak mungkin atau tidak berencana untuk menahan.

(Baca: Diboikot Para Pengiklan, Facebook Audit Penanganan Konten Kebencian)

Survei ini dilakukan ketika pengiklan besar dari Unilever ke Starbucks telah mengumumkan berbagai jeda untuk anggaran iklan media sosial mereka, setelah kampanye yang disebut #StopHateForProfit oleh sekelompok organisasi yang meminta pengiklan memboikot Facebook pada Juli ini.

Menurut Loerke, jeda sementara ini tidak akan terjadi di Facebook secara finansial, tetapi mereka memberi sinyal perubahan besar dalam cara perusahaan berpikir tentang media sosial. Ia melanjutkan, bahkan banyak perusahaan yang tidak berhenti mengatakan bahwa mereka bertekad untuk menemukan solusi untuk masalah yang ditimbulkan oleh media sosial.

"Saya benar-benar berpikir bahwa sudut pandang, yang diungkapkan oleh merek-merek itu, memiliki bobot tertentu dalam industri ini, dan saya pikir dalam jangka panjang, itu akan memiliki arti penting bagi platform media sosial," kata Loerke.

(Baca: Facebook Buka Suara soal Unilever hingga Coca-Cola Boikot Iklan)

Sebelumnya, Anti-Defamation League pun mengirimkan surat terbuka kepada perusahaan-perusahaan yang beriklan di Facebook pada pekan lalu (25/6). Kampanye #StopHateForProfit juga muncul karena perusahaan milik Mark Zuckerberg ini tak bertindak cepat atas unggahan Presiden AS Donald Trump yang dianggap glorifikasi kekerasan pada akhir Mei lalu.

Kendati begitu, Vice President for Public Affairs Facebook Nick Clegg tidak berkomentar banyak perihal aksi boikot tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa perusahaan tidak mendapatkan manfaat dari proliferasi pidato kebencian di platform-nya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement