Investigasi Kominfo: Data yang Bocor Diduga Kuat Milik BPJS Kesehatan

Fahmi Ahmad Burhan
21 Mei 2021, 15:38
kebocoran data, data bpjs kesehatan, kementerian kominfo, kominfo, penyalahgunaan data
ANTARA FOTO/Jojon/foc.
Sejumlah warga mengantre untuk memperbaharui data peserta BPJS.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menginvestigasi dugaan kebocoran data 279 juta peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hasilnya, jutaan data diduga kuat identik dengan data yang ada di BPJS Kesehatan.

Juru bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan hasil dari investigasi yang dilakukan kementerian sejak kemarin (20/5), menemukan bahwa akun bernama Kotz menjual data pribadi di forum peretas. Akun Kotz merupakan pembeli sekaligus penjual data pribadi (reseller).

Advertisement

Akun Kotz mengungkapkan dari 279 juta data yang bocor, ada sebanyak 1 juta data yang bisa diakses secara gratis sebagai sampel. Namun, setelah diinvestigasi Kominfo, data yang ada hanya berjumlah 100.002, bukan 1 juta.

"Dari sampel itu kami menemukan bahwa data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan," ujar Dedy kepada Katadata.co.id, Jumat (21/5).

Hal tersebut mengacu pada data nomor kartu, kode kantor, data keluarga/data tanggungan, serta status pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan. 

Atas temuan itu, Kementerian Kominfo langsung melakukan berbagai langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran data yang lebih luas. "Kami mengajukan pemutusan akses terhadap tautan untuk mengunduh data pribadi tersebut," katanya.

Akun Kotz telah membagikan tiga tautan yakni bayfiles.com, mega.nz, dan anonfiles.com. Tautan bayfiles.com dan mega.nz telah dilakukan pemblokiran (takedown). Kementerian Kominfo mengatakan masih terus berupaya memutuskan akses tautan anonfiles.com.

Selain itu, hari ini, Jumat (21/5), Kementerian Kominfo melanjutkan investigasinya. Kementerian akan memanggil Direksi BPJS Kesehatan sebagai pengelola data pribadi yang diduga bocor.

Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky mengkhawatirkan adanya pelanggaran lebih lanjut dari kebocoran data di dunia maya. General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengatakan data yang sudah terlanjur tersebar dan dijualbelikan bisa dimanfaatkan oleh pihak lain untuk melakukan tindakan kejahatan siber, seperti penipuan atau phishing.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement