Rupiah Lemah Meski Suku Bunga Acuan Naik, Gubernur BI: Ada Faktor Lain

Image title
18 Mei 2018, 18:17
agus marto
Arief Kamaludin|KATADATA
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo

Bank Indonesia (BI) sudah menaikan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen. Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih juga mengalami pelemahan 0,73 persen menjadi Rp 14.147 per dolar AS hari ini.

Gubernur BI Agus Martowardojo menilai ada faktor lain membuat rupiah belum menguat, dari sisi internal dan eksternal. Faktor dalam negeri yang membuat rupiah terdepresiasi adalah defisit neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 sebesar US$ 1,63 miliar.

"Neraca perdagangan memang defisit, tapi (total) hingga bulan lalu masih surplus sekitar US$ 1 miliar. Ini sudah kami koordinasikan dengan pemerintah dan akan segera ditindaklanjuti," katanya di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/7). (Baca: Bunga Acuan Naik, Rupiah Tetap Melemah Tembus 14.100 per Dolar AS)

Demi meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah, kata dia, BI sudah berkoordinasi dengan pemerintah dan telah melakukan berbagai upaya. Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah, diantaranya dengan rencana meluncurkan sistem perizinan terintegrasi berbasis online atau oneline single submission, insentif pajak (tax allowance dan tax holiday), dan insentif untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Selain neraca perdagangan, ancaman terorisme menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar. "Memang kondisi seperti itu sebetulnya tidak berpengaruh kepada stabilitas. Tapi memang, ada sedikit karena (teror terjadi) beruntun," kata Agus.

(Baca: Bunga Acuan Naik, Darmin Minta Bank Tak Cepat Kerek Bunga Kredit)

Sisi eksternal, faktor di luar Indonesia juga membuat rupiah semakin terkenan. Agus mewaspadai perbaikan ekonomi Amerika Serikat bisa semakin melemahkan nilai tukar rupiah, meski BI sudah menaikan suku bunga acuan.

Perbaikan ekonomi AS, juga diiringi dengan rencana Bank Sentral mereka, The Federal Reserve, yang masih mau menaikkan suku bunga acuannya hingga tiga kali pada tahun ini. Selain itu, yield 10th teasury AS juga terus meningkat tajam hingga di atas 3 persen.

Meski begitu, Agus memastikan BI akan tetap memantau perkembangan dalam menjaga stabilitas rupiah. Jika diperlukan, BI tidak segan mengintervensi dan mengambil langkah lain, seperti kembali menaikan suku bunga acuan.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...