Genjot Kredit, Perbankan Siap Alihkan Dana dari Surat Berharga

Ameidyo Daud Nasution
15 Maret 2018, 19:48
Uang rupiah
Arief Kamaludin | Katadata

Laju ekonomi yang mulai membaik membuat perbankan berpikir untuk mengalihkan likuiditas dari instrumen surat berharga. Nantinya perbankan akan memiliki dana berlebih untuk menggenjot penyaluran kredit atau pinjaman.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya akan menjual obligasi rekap suku bunga mengambang (VR) Rp 40 triliun untuk memperkuat penyaluran kredit. Dia juga mengakui pada tahun lalu banyak dana yang masuk ke instrumen surat berharga.

Advertisement

"Kami pelan-pelan akan likuidasi (instrumen surat berharga) untuk biayai kredit," kata Kartika saat ditemui usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/3). (Baca: Pertumbuhan Kredit Rendah, Jokowi Kritik Bank Pilih Main Aman)

Hal yang sama dikatakan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ahmad Baiquni. Dia menjelaskan dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,4 persen, diperlukan pembiayaan dan investasi dari perbankan. BNI akan berupaya untuk fokus menempatkan dananya pada pembiayaan kredit.

Meski demikian Baiquni tidak menyebut berapa dana BNI yang disimpan di dalam surat berharga. Dia hanya menjelaskan penyaluran kredit BNI yang terbatas beberapa waktu lalu membuat perseroan berinvestasi di tempat lain. Namun,  menurutnya hal tersebut hanya bersifat sementara. "Apalagi banyak peluang (investasi) yang akan diciptakan pemerintah," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement